Cerpen: Malam Yang Sial


Malam Yang Sial
karya: Febrianiko Satria

Rio dan Kiki telah lama pacaran kira-kira lima bulan. Pada sore hari Kiki mengajak Rio makan malam, biasanya kalau diajak makan malam kebanyakan nolaknya daripada ikut, wajar aja selain anak Rio anak yang rajin,ekonominya juga pas-passan. Jadi kali ini Kiki berharap agar Rio mau ikut makan malam dengan sebuah ancaman.
"Tuuuuut, tuuuuuut, tuuuuut." Terdengar suara telepon berdering di rumah Rio. Rio yang kebetulan lewat langsung mengangkat telepon.
"Halo. Assalamu alaikum ini Rio ini siapa?." Tanya Rio
"Ini aku Kiki pacarmu." Jawab Kiki
"Oh kiki kenapa ki?"
"Bisa nggak nanti malam kita makan malam."
"Sorry nggak bisa soalnya aku masih mengerjakan tugas."
"Harus bisa!. Kalau tidak bisa kita putus!" Ancam Kiki
"Iya deh." Jawab Rio pasrah.

Malam itu Rio sangat sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya hingga ia lupa kalau ada acara makan malam dengan Kiki. Tanpa diketahui Rio, sang pujaan hati sudah berada di kafe.

Kiki berusaha menelpon dan mensms Rio tetapi tidak kunjung diangkat ataupun dibalas. Ia masih menunggu di kafe itu tetapi ia tampak tidak sabar. Tampaknya ia akan mengatakan sesuatu yang penting. Ia kembali mencoba menelpon Rio dan akhirnya Riopun menerima teleponnya.
"Halo. Beb bagaimana rencana makan malamnya? Aku sekarang sudah di tempat biasa." Tanya Kiki melalui hap BBnya.
"Sebentar dulu ya beb. Aku lagi banyak tugas nih. Tunnggu saja disana."
"Tunggu sampai kapan?."
"Sebentar lagi juga selesai. Tunggu dulu ya ki."
"Iya deh. Tapi harus datang ya?."
"Iya deh aku janji."

Rio kembali menyelesaikan tugasnya. Ketika mau di print,tiba-tiba printernya rusak.
"Ai sialan nih printer. Kenapa pakai acara rusak segala sih?." Keluh Rio sambil memukul printer tua itu. "Terpaksa nih ngeprint di warnet."

Rio bergegas pergi ke warnet menggunakan motor tuanya dengan ngebut.

Rio tiba di warnet. Disana ia langsung ngeprint tanpa ngomong sama penjaganya kalu dia mau ngeprint.
"Bang minggir bang." Kata Rio lalu menyolokkan flashdisknya ke CPU.
"Eh kau ngapain." Tanya penjaga warnet
"Diamlah bang." Bentak Rio
"Eh kau ini berani sekali denganku. Emangnya warnet ini punya nenek moyang mu." Kata Penjaga warnet dengan logat khas medannya.
"Memang gak sih."
"Sebenarnya kamu lagi ngapain?." Tanya penjaga warnet.
"Abang gak liat apa  saya sedang ngeprint. Liat aja tuh printer lagi kerja."
"O iya ya."

Ketika  sudah setengah selesai. Tiba-tiba printer warnetnya ngadat tidak mau bekerja. Ternyata kertasnya habis. Riopun lansung memanggil penjaga warnet.
"Bang tolong bang." Pinta Rio
"Kenapa?."
"Kok printernya gak kerja."
"Ya iya lah lihat aja kertasnya habis."
"O iya ya."
"Sebentar ku isi dulu kertasnya." Kata penjaga warnet. Penjaga itu mengambil kertas yang ada di dalaim kamarnya lalu menaruhnya di printer. "Sekarang tinggal kau lanjutkan."
"Oke bang."

Sebenarnya Rio tidak tahu cara melanjutkan printnya. Karena ia takut manggil penjaga warnet yang bertubuh kekar itu, ia mencoba sendiri tanpa meminta bantuan siapaun.

Sudah berbagai cara ia coba segala tombol sudah ia tekan, tetapi ternyata tidak berhasil. Rio akhirnya menyerah lalu memberanikan diri bertanya pada penjaga warnet.
"Bang tolongin lagi bang."
"Minta tolong apa lagi sih. Lama-lama aku tinju mukamu." Gerutu penjaga warnet lalu menunjukkan genggaman tangannya.
"Tadi waktu printernya sudah abang isi lalu saya lanjutin tapi gak berhasil." Keluh Rio
"Oh pencet ini aja." Kata Penjaga warnet lalu memencet tombol restart di printer.
"Makasih ya bang."
"Ya sama-sama."

Printer kembali bekerja dengan normal , Tapi anehnya printer itu tidak berhenti mencetak. Mungkin ini  karena Rio kebanyakan  tes ngulang ngeprint. Alhasil Rio menjadi panik ditambah lagi Kiki yang menelponnya karena sudah tidak sabar menunggu Rio.
"Halo Rio kamu kapan datangnya sih?." Keluh Kiki
"Bentar dulu beb aku lagi dapat masalah nih."
"Masalah apa?."
"Printernya gak mau berhenti ngeprint."
"Panggil aja penjaga warnetnya."
"Iya deh. Tapi penjaga warnetnya galak beb."
"Berani dong! . Aku tunggu nih."
"Iya dada."
"Dada juga." Kta Rio lalu menutp hpnya.
"Bang tolongin lagi bang." Pinta Rio
"Apa lagi sih tahu gak gue udah capek. Bisa gak kau biarkan aku main facebook sebentar."
"Tapi  printer ini gak mau berhenti ngeprint." Jelas Rio
"Aduh gawat bisa habis kertasku. Sini biar aku saja yang menghentikannya." Kata Penjaga Warnet lalu berlari dari komputer client ke arah Rio.

Untungnya penjaga warnet berhasil menghentikan printernya. Kini Rio cuma tinggal bayar.
"Bang berapa bang." Tanya Rio
"Dua puluh ribu."
"Ini uangnya."
"O iya hampir lupa coba kau ambil punya kau yang lannya."

Rio mengambil hasil printnya yang gagal. Jumlahnya yang sangat banyak membuat Rio bingung. Kira-kira harus bayar berapa ya? . Tapi ni anak cuek aja lalu menyerahkan kertas itu ke penjaga warnet.
"Ini bang."
" satu dua ... buset banyak amat. Semuanya jadi lima puluh ribu jadi tinggal kau tambahkan tiga puluh ribu."
"Yang benar bang." Kata Rio yang tidak percaya.
"Ya iyalah ini semua kan salahmu sendiri."
"Gak kurang apa bang?."
"Ya aku kasih diskon asal kau masuk rumah nsakit karena aku habisi."
"Oke deh bang." Kata Rio lalu membayar sisanya. "Ini bang makasih ya."
"Gitu dong sama-sama."

Rio kembali kerumahnya . Dia mengendarai motornya terlalu kencang sehingga membuat ayam milik Pak Anto keserempet hingga membuat Pak Anto. Pak Anto lalu memarahi Rio dengan golok yang dari tadi dibawanya.
"Heh ngapain kau nnyerempet ayam jagoku. Mau cari mati ya." Bentak Pak Anto smabil menunjukkan goloknya ke muka Rio.
"Ampun deh om. Tadi nggak sangaja lagian nih cuma ayam bukan orang."
"Walaupun ini ayam tetapi nih ayam sudah ku latih berbulan-bulan. Jadi aku rugi dong. Sebaiknya ganti ayamku atau kau saya kesot." Kata Pak Anto lalu mengancam Rio dengan goloknya.
"Oke deh om. Berapa om."
"Sejuta."
"Sejuta tidak salah nih om?."
"Nanti kan anak-anaknya lahir lalu cucunya lahir. Karena ulah kau jadi ayamku jadi begini. Bagaimana dengan anak-anak dan cucunya." Jelas Pak Anto panjang lebar.
"Tidak perlu sampai ke anak-anak dan cucu kali om. Barang tuh yang kena cuma ayam jagom ini doang. saya bayar lima ratus aja."
"Oke gak apa-apa makasih ya." Kata Pak Anto lalu berlalu dari Rio sambil membawa Ayamnya yang sebetulnya tidak lecet seditpun.

Tiba-tiba HP Rio kembali berdering karena mendapat panggilan dari Kiki.
"Halo kiki sebentar dulu ya aku lagi di jalan nih."
"Iya aku tunggu jangan lama-lama soalnya aku sudah nunggu sejam lebih."
"Oke deh."

Ketika Rio sampai rumah tahu-tahunya Mamanya Rio minta diantarkan ke rumah tante Ira. Rio menyanggupinya walaupun jarak rumah Rio dantante Ira cukup jauh. Ketika selesai mengantar Mama Rio, Riopun langsung pulang ke rumah dan langsung bersiap-siap makan malam.

Ketika Rio sampai di kafe, Rio mendapatkan kemarahan dari Kiki soalnya Kiki sudah menunggunya hingga dua jam lebih.
"Kok kamu telat beb tahu nggak aku sudah lama menunggu kamu beb." Keluh Kiki.
"Maaf beb aku tadi sibuk sudah itu aku dapat halangan tadi."
"Pokoknya apapun alasanmu kita putus."
"Putus? Jangan dong beb. Maafin aku ya beb lain kali tidak ku ulangi." Pinta Rio sambil meneteskan air mata. Ternyata air mata Rio nggak laku buktinya Kiki meninggalkannya sendirian di kafe yang pengunjungnya tinggal sedikit dengan mobil Honda Jazznya.

Rio sangat menyesal karena tidak bisa memenuhi janjinya dengan Kiki. Rio pulang ke rumahnya dengan gontai.


Bookmark and Share


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok