Cerpen: Gara-Gara Membuang Sampah Sembarangan
Gara-Gara
Membuang Sampah Sembarangan
Karya:
Febrianiko Satria
John sedang asyik
bermain game online di warnet. Dia memang sering main ke warnet, biasanya ia
bermain Lost Saga 2,Pont Blank dan berbagai game online lainnya. Kalau sudah
bosan bermain game online biasanya dia bermain facebook, itupun dilakukan
sewaktu waktu paketnya mau habis.
Ketika sedang asyik
menggoda cewek di facebook, HPnya berdering karena ditelepon kakaknya yaitu
Rama.
“John kau ada dimana?.”
Tanya Rama.
“Lagi diwarnet kak.
Ngapain sih sibuk ganggu melulu. Aku lagi main!.”
“Kau nih kenapa main ke
warnet lagi?. Katanya dari rumah mau belajar kelompok kok malah jadi ke
warnet?.”
“Malas kak sewaktu John
ke rumah teman John ternyata bapaknya galak kak.”
“Jangan bohong deh!
Kemarin teman kamu sendiri yang bilang kalau kamu sendiri yang tidak datang.
sewaktu kakak ke rumahnya ternyata Bapaknya baik.” Jelas Rama.
“Sial kenapa kaka
kesana?.” Tanya John derngan suara kecil. John jadi bingung karena ketahuan
berbohong. Akhirnya John berani jujur sama kakanya. “Iya kak. Kemarin saya main
ke warnet juga.”
“Sekarang kamu pulang!
Lihat ini sampah dirumah jadi bertumpuk gara-gara kamu tidak mau membuangnya!.”
Bentak Rama.
“Kakak aja deh.”
“Pokoknya kamu!.”
“Kapan?.”
“Sekarang!.”
John akhirnya mau pulang
kerumah walaupun sisa waktunya masih sejam lagi dari empat jam. John jadi
sedikit kesal karena ia merasa masih ingin main.
John yang baru pulang
ke rumah langsung disambut Rama yang sudah memegang sekarung sampah. John
merasa tidak bisa mengelak lagi.
“John buang nih sampah
ke TPS. Kakak mau beli VCD Smash dan Cerrybelle soalnya VCD yang kemarin sudah
kamu patahin.” Kata Rama
“Maaf deh kak. Kemarin
itu John tidak sengaja mematahkannya.Nanti tolong belikan DVD Transformers 3 ya
kak.” Pinta John
“Iya asal kamu buang
sampahnya.” Jelas Rama
“Baik kak tapi janji
belikan.”
“Ya awas kamu jangan
lupa.” Kata Rama lalu menaruh sampah motor John. Lalu pergi menggunakan
motornya.
John masuk ke rumah
kontrakannya. Dia hanya tinggal berdua sama kakaknya karena mereka merantau.
Sehabis makan John
tidak langsung membuang sampahnya melainkan tidur sambil menonton tv. Ia
mendapatkan sms dari kakaknya, tetapi tidak dihiraukan karena John ketiduran
didepan tv padahal kakanya sudah membelikan DVD Film Transformer 3.
John terbangun ketika
ia mendapatkan sms dari pacarnya yaitu Destri. Awalnya ia malas karena mengira
sms tersebut berasal dari Rama. Setelah terdengar berkali-kali, ia baru ingat
kalau dia ada janji mau menemani Destri nonton. Karena tidak ada balasan sms
dari John, Destri langsung menelpon John.
“John katanya mau
nemanin aku nonton. Kok malah nggak mau nemanin?.” Rengek Destri.
“Bentar ya beb aku tadi
ketiduran.” Jelas John.
“Kamu sedang tidak main
ke warnet kan?.”
“Nggak kok aku lagi
dirumah tadi aku ketiduran sewaktu
nonton tv.”
“Cepat ya beb. Aku
tunggu.”
John langsung buru-buru
mandi. Selesai mandi dia langsung bersiap-siap dan menghidupkan motornya.
Ketika mau mengeluarkan
motor. John langsung ketangkap basah sama kakaknya karena tidak membuang
sampah.
"Ayo mau kemana?." Cegat kakaknya yang masih duduk diatas motornya.
"Mau nonton kak." Kata John.
"Sekalian buang tuh sampah."
"Tapi kak saya sudah ditunggu Destri."
"Ah sekalian aja buang sampahnya!." Perintah Rama.
"Iya deh." John turun dari motornya. Lalu mengambil sampahnya sekarung. "Aku pergi dulu." Kata John lalu pergi dengan motornya.
John merasa berat
membuang sampah. Satu-satunya tempat sampah yang ia tahu ada di dekat rumah
Destri. Menurutnya daripada malu di depan pacarnya, lebih baik ia mencari
tempat lain untuk membuang sampah. Ia tidak sadar kalau tindakan yang akan ia
lakukan adalah salah
Di jalan ia melihat
semak-semak. Setelah diamati ternyata banyak terdapat sampah disana lalu
memutuskan untuk membuang sampahnya disana. Walaupun sebenarnya letaknya tidak
jauh dari perumahannya. Setelah itu ia pergi ke rumah Destri.
Sesampai di rumah
Destri ia langsung disambut hangat terutama dari adik Destri yang tanpa
basa-basi langsung meminta uang untuk membeli pulsa seratus ribu. Kata John
gawat juga masih SD tetapi pulsanya banget memangnya untuk apa. Karena Ari
adalah adi John maka ia merelakan sebagian uangnya kepada Ari.
"Makasih ya kak." Kata Ari.
"Ya sama-sama."
Setelah itu John dan Destri pergi menonton film di Bioskop 21 di WTC dengan menggunakan motor John.
Setelah saat itu John terlihat suka membuang sampah rumahnya. Walaupun ia tidak pernah bilang kalau dia buang sampah di semak-semak, tetapi John tetap tenang. Soalnya Kakaknya menganggap John membuang sampah di TPS karena sering dinasehati oleh Rama. Lagipula kakanya kini memberlakukan buang sampah setiap 6 jam karena kakanya sedang membuka usaha ketering kecil-kecilan di rumah.
"John tolong buang sampah tulang-tulang ini." Perintah Rama.
"Baik kak." Jawab John.
John langsung pergi menggunakan motornya menuju semak-semak yang biasa ia gunakan. Setelah selesai ia pergi ke rumah Adi.
“Kau nih nekat sekali
buang sampah disemak-semak. Memangnya kamu tidak takut kena marah warga
disana?.” Tanya Adi.
“Ya enggaklah kan tidak
ada larangannya.” Jawab John santai.
“Tapi lebih baik kau
buang sampah di TPS.” Jelas Adi.
“Adi tolong buang sampah yang ada di luar!.” Teriak Mama
Adi dari WC.
“Iya Ma.” Jawab Adi.
“Lebih baik ikut aku
saja. Imbangi aku ya.” Tawar John
“Enggak ah. Emangnya
ngapain ngimbangin kamu. Lagipula bisa bikin polusi.”
“Sok ilmuwan kamu.”
Gurau John.
Adi cuek lalu pergi
meninggalkan John.
John pamit dengan Mama
Adi. Lalu pergi ke rumah Destri
Setiap hari John
membuang sampahnya di semak-semak. Padahal John selalu dinasehati Rama agar
jangan membuang sampah sembarangan. Hingga akhirnya perilaku buruk John ini
ketahuan oleh salah satu warga sekitar semak-semak tersebut. Warga yang jengkel
tersebut melaporkan hal ini ke ketua RT.
"Pak saya lihat ada seorang remaja ynag membuang sampah sembarangan di dekat RT kita." Kata Pak Arif sambil merokok.
"Memangnya ia buang dimana?." Tanya Pak RT.
"Semak-semak didekat lapangan voli kita pak." Jawab Pak Arif.
"Sudahlah mungkin dia terdesak. Permisi saya mau bantu warga membuat e- KTP." Kata Pak RT lalu meninggalkan rumahnya.
John kembali membuang
sampahnya pada esok harinya. Pak Arif mencegatnya ketika ia akan membuang
sampah.
"Hey kamu sini!." Perintah Pak Arif.
"Baik pak." Kata John.
"Kamu jangan buang sampah disini. Ini kan bukan tempat sampah." Kata Pak Arif.
"Maaf pak disini kan tidak ada larangannya." Kata John cuek.
"Walaupun tidak ada larangannya apa susahnya buang sampah di TPS!." Gerutu Pak Arif.
John yang sudah tidak sabar akhirnya mengalah semi menyelesaikan tugasnya. Walaupun John tetap membuang sampah sembarangan di tempat lain.
Suatu hari kakaknya Rama bertanya kepada John ketika mereka berada di dapur.
"John kakak mau tanya kamu buang sampahnya dimana?." Tanya Rama.
"Di TPS lah.."
"Baguslah. Dengar-dengar dari RT sebelah ada remaja yang membuang sampah sembarangan."
"Yang pasti itu bukan John kak."
"Kamu jangan tiru anak itu. Ingat!.'
"Iya. Kak kemaren DVD yang kakak beli itu rusak."
"Emanganya kenapa? Itu kan masih baru?."
"Gak tahu. Emangnya kaka beli dimana?."
"Di PKL mumpung harganya murah." Kata Rama enteng.
"Kok cepat rusak?." Tanya John.
"Itukan bajakan jadi harganya murah." Jelas Rama
"Pantas bajakan. Lain kali beli yang asli dong kak."
"Iya deh kakak janji."
John kembali membuang
sampah sembarangan padahal dia sudah mendapatkan peringatan dari Pak Arif. Tetap saja John cuek malahan sampah yang ia bawa lebih banyak daripada kemarin.
Ketika selesai membuang
sampah ia terkejut karena Pak Arif dan Pak RT kebetulan lewat disana.
“Pak coba lihat. Saya
tidak bohong kalau anak ini sering membuang sampah disini.” Kata Pak Arif.
“Anak muda tolong lain
kali jangan buang sampah disini. Ngomong-ngomong nama anda siapa?.” Tanya Pak
RT.
“Nama saya John. Maaf
pak saya janji saya tidak akan membuang sampah sembarangan.” Kata John
pura-pura insyaf.
“Kemarin katamu kamu
sudah janji untuk tidak buang sampah disini lagi akhirnya kamu buang sampah
disini lagi, sekarang malah kamu bilang begitu.” Kata Pak Arif yang geram
karena telah dibohongi.
“Baik pak saya janji
tidak akan mengulanginya lagi.”
John pergi ketempat
Destri. Dia sangat kesal karena dia sudah terbiasa membuang sampah disana.
Alasan lainnya dia tidak mungkin membuang sampah didekat rumah Destri, karena
ia akan malu.
Kebiasaan John yang
selalu membuang sampah sembarangan terdengar sampai ke telinga Destri. Sebagai
pacarnya John, Destri menesehati John agar ia tidak mengulangi perbuatannya.
"Iya deh beb. Aku janji tidak akan membuang sampah sembarangan." Kata John pura-pura khilaf.
"Gitu dong beb. Itu baru namanya pacarku." Kata Destri yang tidak tahu kalu John hanya pura-pura insyaf.
Keesokan harinya John
kembali membuang sampah disemak-semak yang bentuknya tidak lagi seperti
semak-semak. Ia terkejut karena telah ditunggu oleh masyarakat yang membawa
kayu-kayu besar.
“Teman-temanku. Karena
ulah anak ini RT kita menjadi bau busuk karena sampah.” Seru Pak Arif.
“Ya itu benar.” Sahut
warga yang lain.
“Sudah dari kemarin
saya dan Pak RT mengingatkannya tetapi tetap saja membangkang.” Jelas Pak
Arif.
“Kita hajar saja dia.”
Usul salah satu warga.
“Kita hajar saja dia
biar ia tahu kalau kita sudah marah.” Kata Warga yang lain.
John dihajar habis oleh
massa. Selain dihajar ia juga dilempar ke tumpukan sampah. Lalu dihajar lagi
sama massa. Untunglah Pak RT datang
bersama pak Lurah utntuk menenangkan warga. Selanjutnya John dibawa pulang ke
rumahnya.
Rama terkejut ketika melihat adiknya babak belur karena dihajar massa. Setelah mendapat penjelasan dari Pak RT. Rama langsung memaki-maki John.
"Kau hebat sekali menipu kakak. Jadi selama ini kau buang sampah sembarangan." Bentak Rama.
"Sudahlah mbak. Begini saja, Bagaimana kalu anak ini ikut gotong royong setiap hari minggu untuk membersihakan sampah di semak-semak? Ini semua agar John jera." Tawar Pak Lurah.
"Baik pak saya setuju. Biar anak ini jera." Kata Rama.
"Baik pak saya setuju." Kata John sambil memegang luka lebam dan benjol di wajahnya.
Pada hari minggu John
membantu waga membersihkan semak-semak. Kini ia menyesal atas perbuatannya.
“Ah seandainya aku
tidak membuang sampah sembarangan.” Sesal John dalam hati.
Cerita diatas bersifat fiksi (hayalan belaka).
BalasHapus