Cerpen: Ana dan Aldo Mungkinkah Kau Kembali
Ana
dan Aldo: Mungkinkah kau kembali?
Karya:
Febrianiko Satria
Ana dan Aldo telah
berpacaran. Kini mereka semakin lama semakin dekat. Bahkan Aldo kini memberikan
sebuah hadiah untuk Ana dihari jadian mereka yang sudah genap dua bulan.
Hadiahnya adalah sebuah smartphone yaitu Blackberry.
“Thanks ya beb.” Kata
Ana yang masih memegang Blackberrynya.
“Sama-sama.” Kata Aldo.
Mereka dapat masalah
karena beberapa bulan lagi mereka akan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah. Tampaknya hal itu akan sangat mengganggu kedekatan mereka.
Pernah suatu ketika Kepala
Sekolah berpidato saat upacara hari senin yang isinya mengingatkan kepada
anak-anak kelas 3 agar tidak sering berpacaran karena sebentar lagi mereka akan
menghadapi Ujian Nasional.
“Anak-anak sekalian.
Bagi yang pacaran tolong dikurangi mengingat kalian akan mengikuti UAN dan UAS.
Bagi yang masih single jangan pula mencari pasangan. Bapak yakin dengan ini
kita dapat lulus seratus persen.” Jelas Pak Kepsek panjang lebar.
“Amiin.” Sahut
Anak-anak murid.
“Jangan amin-aminkan
saja . Ingat kalian harus melakukannya.”
“Iya deh pak.”
Ana mulai ragu setelah
mendengar pidato dari Kepsek. Menurutnya kata-kata Pak Kepsek benar kalau ia
harus fokus ke UAN dan UAS dulu. Agar
Aldo tidak tersinggung, hal ini ia bicarakan dulu ke Aldo.
“Aldo kamu dengar kata-kata
pak kepsek tadi sewaktu upacara?.” Tanya Ana.
“Ya aku dengar na. Tapi
tenang aja aku akan tetap seperti biasa walaupun akan terasa sedikit berbeda.”
Terang Aldo.
“Ya makasih beb.”
Ana pulang kekelasnya.
Tiba-tiba dia melihat anak baru kelas dua lewat didekatnya. Menurutnya anak
baru itu ganteng,putih,manis dan cool. Ana langsung mengejar Anak baru ini yang
tidak lain adalah Alvin musuh besar Aldo ketika SMP yang sempat tinggal kelas.
Ana akhirnya mulai berkenalan dengan cowok ini.
“Hai kamu anak baru
ya?.” Tanya Ana yang terlihat bersemangat.
“Iya.” Jawab Alvin.
“Kanalin nama aku Ana.
Nama kau siapa?.” Tanya Ana lalu mengajak Alvin berkenalan.
“Namaku Alvin pindahan
dari luar kota.” Jelas Alvin.
“Minta nomor hape kamu
dong.” Pinta Ana.
“Ini liat aja .” Kata
Alvin lalu menyerahkan HP Androidnya.
“Thanks ya.” Kata Ana.
Setelah berkenalan
dengan Alvin, Ana langsung masuk ke kelasnya. Aldo tidak tahu kalau Ana
ternyata telah berkenalan dengan musuhnya sewaktu SMP. Dikelas, Ana sempat
menunjukkan photo Alvin kepada Puja. Puja tertarik dengan Alvin dan meminta nomor
Alvin dari Ana.
“Sorry aku malas
ngasihnya.” Kata Ana dengan nada cuek.
“Ih pelit amat sih.
Nanti aku traktir deh makan di kantin.” Bujuk Puja.
“Gitu dong. Nih
nomornya.” Kata Ana lalu mengirim nomor Alvin ke Puja.
Sewaktu pulang Aldo
ternyata tidak bisa mengantar Ana pulang seperti biasa karena Aldo harus
membantu Pak Walikelas membereskan Labor IPA. Ana terpaksa harus jalan kaki, tetapi
ketika didepan pagar ia dicegat dengan Alvin yang menggunakan mobil Honda Jazz
birunya.
“Mau ku antarin gak?.”
Tawar Alvin dari dalam mobilnya. Alvin terlihat memegang stang kemudi dengan pakaian sekolah.
“Iya boleh.” Jawab Ana. Ana lalu masuk ke dalam mobil Alvin.
Ana lalu diantar
kerumahnya. Doni sahabatnya Aldo yang kebetulan lihat langsung mengirim sms
kepada Aldo yang isinya adalah Ana pulang dengan cowok lain. Sayangnya Aldo
tidak menanggapi karena dia sedang sibuk membantu membereskan Labor IPA.
Ketika Doni main ke
rumah Aldo. Ia kembali mengatakan kalau Ana tadi jalan dengan Alvin.
“Ah jangan-jangan kau
salah lihat. Alvin kan ikut mamanya sekolah di Bandung.” Ujar Aldo.
“Tapi beneran.” Bantah Doni.
“Sudahlah aku mau
membantu mamaku dulu." Kata Aldo lalu meninggalkan Doni.
Dirumah Ana, Ana
terbayang kalau ia menjadi cewek Alvin. Namun kenangan indah bersama Aldo yang
telah dijalani selama dua bulan segera menghalangi khayalannya. Tiba-tiba ia
mendapatkan sms dari Aldo yang isinya mengajak Ana makan di salah satu kafe.
Di kafe Ana datang
menggunakan baju kaos dengan celana pensil, sedangkan Aldo dengan kemeja biru
dan celana jeans pensil hitam. Disana
mereka sempat ngomong-ngomong tentang game online dan aktivitas terbaru
Aldo yaitu ngeband dengan teman sekelasnya.
Ketika makan. Tiba-tiba
Ana mendapatkan sms dari Alvin. Aldo yang melihat tingkah laku Ana sempat
bertanya kepada Ana.
“Tuh sms dari siapa?.”
Tanya Aldo ketika menyantap makanannya.
“Ini sms dari Alvin
anak baru kelas dua. Ini dia photonya.” Kata Ana lalu menunjukkan BB miliknya.
Aldo terkejut karena
ternyata Doni benar. Ia segera berbicara dengan nada tinggi. “Sebaiknya kau
jangan berteman dengan dia Ana!.”
“Kenapa?.” Tanya Ana santai sambil menikmati minumannya.
“Dia itu orang jahat!.”
“Paling kamu lagi
cemburu kan beb?.”
“Aku gak bohong.”
“Ah paling kamu iri
aja. Aku mau pulang dada.” Kata Ana lalu meninggalkan Aldo.
Semakin hari Alvin
dekat dengan Ana. Kini Ana hanya membayangkan sosok pria yang begitu ia kagumi
yakni Alvin. Semua kenangan dengan Aldo menghilang begitu saja.
Ketika pulang sekolah,
Ana selalu diantar dengan Alvin menggunakan mobil miliknya. Aldo yang hanya
menggunakan motor merasa kalau Ana kini
menjadi cewek yang matrealistis. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Aldo
akhirnya berencana membuat perhitungan dengan Alvin.
Esoknya sehabis pulang
sekolah. Terjadi kegaduhan di lorong kecil di dekat sekolah. Ternyata Aldo bertengakar dengan Alvin. Untunglah Ana datang dan melerai mereka.
“Kalau kau masih
dekatin Ana. Kuhabisi kau.” Teriak Aldo dari kejauhan.
"Aku rasa Ana yang cantik nyesal punya cowok sepertimu. Kulitmu saja item mutlak." Kata Alvin sembari tertawa.
Setelah itu Alvin pulang ke rumahnya. Orang-orang yang mengerubungi mereka tadi juga tampak membubarkan diri.
Semakin lama Aldo dan
Ana semakin jauh karena Ana selalu dekat dengan Alvin. Mereka saling berkelahi
seolah-olah mereka lupa kalau mereka sudah berpacaran. Pernah suatu hari Aldo
mengajak baikan lagi dengan Ana, sayangnya ia malah di putusin sama Alvin
karena Ana sudah jadian dengan Alvin.
Aldo yang hancur
hatinya sempat curhat dengan Doni. Aldo malah curhat sambil menangis pertanda
ia masih sangat sayang dengan Ana.
“Udah jadi cowok itu
janga nangis.” Kata Doni.
“Tapi aku masih sangat
sayang dengan dia sob.” Kata Aldo
“Ya udah kita harus
membuat kau kembali pacaran lagi.”
“Caranya?.”
“Pas pensi kau nyanyi
aja lagu kesukaan Ana. Sudah kau nyanyi kau kasih bunga ke dia.”
“Ide bagus tuh.”
“Iya dong. Ayo kita
latihan dulu.”
Aldo,Doni dan
teman-temannya pergi latihan membawa lagu kesukaan Ana di salah satu rental
band.
Hari yang dinantikan
Aldo telah tiba. Pada hari itu SMA mereka megadakan acara pentas seni. Acara
diadakan di GOS. Para siswa tampak menggunakan pakaian putih abu-abu karena ini memang di suruh Kepsek. Sedangkan yang tampil untuk mengisi acara boleh menggunakan pakaian bebas.
Acara berlangsung
meriah tetapi tetap tertib. Sayangnya ketika Boyband dari kelas satu harus
tampil ternyata mereka malah tidak nampil. Suasana semakin kacau karena
anak-anak sudah kelaparan. Untuk menyelamatkan acara Aldo tampil Stand Up
Comedy ke panggung setelah diseret sama Mr Riff.
“Assalamu alaikum
namaku Aldo. Aku heran kenapa anak muda jaman sekarang itu mudah banget galau
ya.Yang ngomong juga lagi galau. Tingkah laku orang yang lagi galau itu
aneh-aneh. Ada yang merasa gelisah sendiri ketika melihat semuanya bawa
pasangan. Akhirnya ia malah melukin pohon serasa sudah balikan dengan pasangan
lalu masuk RSJ. Bahkan ada juga yang galau nulis status kalau dia sedang galau
diatas pohon. Akhirnya ketika ku liat langsung ku lemparin batu karena ku
sangka monyet. Untungnya dia gak galau waktu malam. Entar disangka apa lagi.”
Kata Aldo memulai Stand Up Comedy nya lengkap dengan gayanya seolah-olah ia seperti comic yang professional.
Anak-anak tertawa
terbahak-bahak.
Aldo lalu melanjutkan
nya dengan tema galau.
Setelah selesai Aldo
nampil untuk membawa lagu Mungkinkah untuk Ana setelah sebelumnya mengatakan
sepatah dua kata untuk Ana.
“Lagu ini
kupersembahkan untuk Ana.” Kata Aldo.
Penampilan Aldo dan teman-temannya
membawa salah satu lagu dari Grup Band Stinky berjalan sukses. Setelah itu Ana
terlihat langsung maju ke atas panggung untuk mengejar Aldo disusul Aldo yang juga
mengejar Ana. Mereka lalu berpelukan diatas panggung.
“Ana maafkan aku karena
aku sudah memarahimu.” Kata Aldo.
“Tidak Aldo itu semua
salahku karena aku selingkuh. Maafkan aku ya Aldo.” Kata Ana.
“Ini untuk kamu.” Kata
Aldo lalu memberikan seikat bunga untuk Ana.
Alvin yang melihatnya
langsung pergi meninggalkan ruangan.
Setelah saat itu. Ana
dan Aldo kembali baikan lagi. Mereka juga telah berjanji untuk tidak selingkuh.
Info: Cerpen ini pernah diterbitkan dalam koran Jambi Ekspres Minggu tanggal 20 Mei 2012.
Komentar
Posting Komentar