Naskah Lakon Tanya
TANYA
Karya:
Febrianiko Satria
Untuk pementasan harap meminta izin kepada Penulis
Untuk pementasan harap meminta izin kepada Penulis
Sinopsis:
Sekelompok
manusia yang bertemu lalu mereka menemukan sebuah masalah kehidupan. Mereka
mencari penyebab terjadinya masalah tersebut lalu berakhir dengan saling
menuduh siapa yang bertanggung jawab atas semua masalah yang terjadi.
Deskripsi
Tokoh:
Luti:
berasal dari bahasa Makedonia yang berarti Marah. Seorang laki-laki atau
perempuan yang suka menuduh orang lain, suka memfitnah orang lain sembarangan,
suka membuat kegaduhan dan hal-hal ricuh lainnya.
Landep:
berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Tajam. Seseorang laki-laki atau
perempuan yang awalnya ragu dan hanya
mengikuti orang lain namun akhirnya memilih sesuai kata hatinya.
Mimang:
berasal dari bahasa Tionghoa Tradisional yang berarti Bingung. Laki-laki atau
perempuan yang ragu-ragu akan pilihannya, asal tuduh dan hanya mengikuti orang
lain.
Suryakanta:
berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti jelas atau terang. Laki-laki atau
perempuan yang tidak tahu apa-apa tetapi selalu dijadikan obyek tuduhan
kesalahan.
SETTING
PANGUNG:
Panggung
tidak beraturan ada kursi, meja dan barang-barang lainnya yang terletak
berserakan. Layar putih terbentang di tengah panggung.
ADEGAN
1
Luti,
Landep, dan Mimang masuk ke dalam pangggung dari masing-masing sudut panggung.
Luti masuk dengan cara mengendap-endap di tanah. Landep masuk dengan cara
merangkak, Mimang masuk dengan cara berjalan mengendap-endap seperti maling.
Mereka lalu memeriksa panggung dengan sangat hati-hati.
Terdengar
suara piring pecah, pohon roboh, kayu patah dan segala yang hancur. Luti,
Landep dan Mimang ketakutan di tempat mereka.
1. Luti:
Rusak?
2. Landep:
Pecah?
3.Mimang:
Hilang?
4.
Luti: Terbakar?
5.
Landep: Roboh?
6.
Mimang: Dicuri?
7.
Luti: Hancur?
8.
Landep: Kemana?
9.
Mimang: Dimana?
10.
Luti: Kapan?
11.
Landep: Mengapa?
12.
Mimang: Kenapa?
13.
Luti: Apa?
14.
Landep: Bagaimana?
15.
Mimang: Tanya?
16.
Luti: Siapa?
17.
Landep: Kamu!
18.
Mimang: Dia?
19.
Luti: Aku? Kamu!
20.
Mimang: Tidak. Dia!
21.
Luti: Kamu!
22
Landep: Aku? Kalian!
23.
Luti: Kamu!
24.
Mimang: Iya, Kamu!
24.
Landep: Apa? Kau?
26.
Mimang: Aku? yang benar saja! Kalian!
ADEGAN
2
Pada
layar muncul video orang-orang yang kelaparan, Orang-orang yang menderita, anak
kecil yang menangis dan segala tayangan sedih lainnya. Suryakanta masuk ke
panggung melihat sekitar seperti orang yang kebingungan.
28.
Luti: Kamu! (menunjuk Suryakanta)
29.
Landep: Iya pasti dia!
30.
Mimang: Benar, pasti dia!
31.
Suryakanta: Apa? Aku? Kenapa?
32.
Luti: Kamu!
33.
Suryakanta: Kenapa?
34.
Landep: Pasti kamu!
35.
Suryakanta: Bukan aku! Tapi Dia! (menunjuk Mimang)
36.
Luti: Kamu?
37.
Mimang: Hah. Aku? Dia! (menunjuk Landep)
38.
Landep: Tidak dia (menunjk Suryakanta)
39.
Luti: Pasti kamu! (menunjuk Landep)
40.
Landep: Aku? Kamu! (menunjuk Luti)
41.
Luti: Pasti kamu! (Menunjuk Landep)
42.
Landep: Aku? Kamu! (menunjuk Luti)
43.
Suryakanta: Iya kamu!
44.
Luti: Kamu!
45.
Landep: Dia!
46.
Mimang: Kau!
47.
Suryakanta: Kalian!
48.
Luti: Kalian!
49.
Landep: Kamu!
50.
Mimang: Dia!
51.
Suryakanta: Kau!
Luti
mengambil kursi lalu membantingnya ke meja. Menghancurkan barang-barang yang
ada di panggung.
52.
Luti: (menunjuk ke arah tempat yang hancur) Itu kamu! (menunjuk Landep)
53.
Landep: Aku? Jelas kamu! (menunjuk Luti)
54.
Suryakanta: Kamu! (menunjuk Landep)
55.
Mimang: Jelas kamu! (menunjuk Landep)
56.Landep:
Dia yang sebenarnya! (menunjuk Luti)
57.
Luti: Kamu! (menunjuk Landep)
58.
Suryakanta: Dia benar pasti kamu! (menunjuk Luti)
59.
Mimang: Kamu (menunjuk Landep)
60.
Luti: Aku benar kan? Dia! (menunjuk Landep)
61.
Mimang: Iya kau benar. Pasti Dia (menunjuk Landep)
62.
Suryakanta: Jelas bukan Dia. Tapi kamu! (menunjuk Luti)
63.
Landep: Bukan aku tapi kamu (menunjuk Luti)
64.
Luti: Mereka
65.
Suryakanta: Kalian
66.
Mimang: Dia!
67.
Landep: Kau
68.
Suryakanta: Dia
69.Luti:
Kau!
70.
Mimang: Mereka!
71.
Landep: Kau!
Tiba-tiba
terdengar suara gempa bumi, tanah longsor, tsunami dan banjir. Luti, Mimang,
Landep, Suryakanta menjadi ketakutan. Mereka lalu mendekat dan memeluk satu
sama lainnya.
72.
Luti: Takut!
73.
Landep: Celaka!
74.
Mimang; Celaka!
75.
Suryakanta: Melarat!Pingsan?
76.
Landep: koma?
75.
Mimang: Mati?
76.
Luti: Tidak!
77.
Landep: Ini pasti kamu!
78.
Luti: Tidak kamu! (menunjuk Mimang)
79.
Mimang: Kamu (menunjuk Suryakanta)
80.
Suryakanta: Tidak! Kau (menunjuk Luti)
81.
Luti: Jelas kamu (menunjuk Landep)
Mereka
berempat lalu menunjuk tak tentu arah
82.
Luti: Kamu
83.
Landep: Dia
84.
Mimang: Kalian
85.
Suryakanta: Mereka
86.
Luti: Jelas!
87.
Landep: Terang
88.
Mimang: Bening
89.
Suryakanta: Transparan!
89.
Luti: Kamu
90.
Landep: Kamu
91.
Mimang: Kamu
92.
Suryakanta: Kamu
Mereka
lalu putus asa, menyerag dan menyalahi diri sendiri. Lalu mereka teringat
sesuatu
93.
Luti: Tidak
94.
Landep: Bukan
95:
Mimang: Mereka
96.
Suryakanta: Tapi
97.
Luti, Landep, Mimang, Suryakanta: Kamu!
Tiba-tiba
keadaan menjadi berantakan Luti, Landep, Suryakanta dan Mimang saling menuduh
satu sama yang lain. Mereka lalu membanting segala yang ada di sekitar mereka
98.
Luti: Kau!
99.
Mimang: Aku? Kau!
100.
Suryakanta: Kau!
101.
Landep: Bukan aku! Kalian!
102.
Luti: Kau!
103.
Mimang: Kalian!
104.
Suryakanta: Kau!
105.
Luti: Kalian!
Mereka
terus saling menyalahkan dan membanting segala yang ada di panggung. Tiba-tiba terdengar suara gempa bumi,
bangunan roboh dan badai petir yang diikuti suara pukulan jimbe yang begitu
cepat. Luti, Mimang, Landep dan
Suryakanta bergetar hebat di posisi mereka masing-masing seolah–olah panggung
terasa akan roboh namun mereka tetap
saling menyalahkan. Terdengar suara petir yang sangat besar menyambar mereka
berempat. Mereka berempat berteriak sekeras-kerasnya lalu mati di tempat.
BLACKOUT
TAMAT
Jambi,
April 2015
Komentar
Posting Komentar