CERPEN MELALANG


MELALANG
karya: Febrianiko Satria

Setan tertawa terpingkal-pingkal. Suara tawa dan erangan memenuhi ruangan itu. Ruangan itu berubah menjadi kelam. Suara kedua insan manusia yang sedang digelora asmara lalu terdengar oleh setan yang lainnya. Setan dan Iblis akhirnya berkumpul dan berhimpit-himpitan di ruangan sempit itu. Kedua insan manusia itu menjadi tontonan gratis Iblis dan Setan. Iblis dan setan lalu bersorak meriah dan bertepuk tangan setelah melihat aksi kedua cucu adam ini. Mereka lalu bersorak agar kedua insan manusia ini melakukan lagi dosa mereka. Insan manusia seolah-olah mendengar suara dari makhluk ghaib ini. Lelaki dan perempuan lalu larut kembali dalam dosa sedangkan setan dan iblis tertawa menikmati tontonan dosa.

***
            Malam bertambah malam, kesunyian perlahan-lahan bertambah dari detik ke detik. Jarum jam terus merayu-rayu agar mata bisa sekedar memanjakan diri dari aktifitas yang terus menerus berlalu. Sekuat apapun jarum jam merayu namun tidak bisa menghentikan gairah cerah dari wajah-wajah muda yang kian larut dalam canda tawa.
            Putra, laki-laki bertubuh kurus, tinggi dan berambut pendek itu berseloroh “Kalian tuh cocoklah pacaran. Bayu kan orangnyo dak jelas, gawenyo bikin ribut be. Hesti kan jugo samo be mulutnyo dak ado berhenti ngoceh. Cocoklah tu.” Putra lalu tertawa.
            “Itu memuji atau ngejek. Hahaha.” Balas Antoni lelaki berkulit hitam, bertubuh pendek, kurus dan gayanya mirip seperti banci.
            “Tapi benarlah tu. Kalian berduo tu cocoklah tinggal tunggu tanggal jadiannyo be.” Lanjut Putra sambil tertawa.
            Bayu laki-laki berkulit putih, berambut pendek dan tubuh proporsional itu hanya tertawa saja mendengar teman-temannya bercanda. Sedangkan di depannya Hesti perempuan yang masih merekah, rambutnya hitam panjang, berkulit putih, cantik dan bertubuh kurus mengomel-ngomel karena merasa tidak suka dijodoh-jodohkan.
            Sejak Kuliah Kerja Nyata Bayu dan Hesti seringkali dijodoh-jodohkan oleh teman-temannya sesama mahasiswa. Tidak jarang mereka dipaksa mengerjakan segala sesuatu berdua mulai dari  hal-hal yang sederhana seperti mengambil air hingga menemui Kades dan Ketua RT untuk meminta tanda tangan.
            Teriknya sinar mentari berganti menjadi dinginnya sinar rembulan. Tanah yang kering kerontang perlahan-lahan basah karena pelukan hujan. Rumput-rumput yang layu dan kering perlahan-lahan mulai berganti menunjukkan warna hijau pada tubuhnya. Waktu KKN selama 2 bulan telah berakhir, semua mahasiswa sibuk menyusun laporan mengenai kegiatan mereka. Hesti dan Bayu lagi-lagi dipaksa untuk mengerjakan semuanya berdua. Hesti mau tidak mau harus mau menghabiskan waktunya dengan Bayu.
            Bulan mulai berusaha mengusik ketenangan mentari dalam menyinari jagat raya. Mentari akhirnya pasrah dan mau mengganti posisinya dengan Bulan. Bayu mengajak Hesti untuk pergi ke kosnya untuk menaruh laporan ke dalam kosnya. Ketika mereka tiba di Kos, Kos menjadi gelap. Setan-setan bergentayangan karena diundang oleh hawa nafsu yang menggelora dalam ruangan itu. Jeritan dan tangisan wanita menggema ke setiap sudut kos-kosan. Malam itu, nafsu yang tertahan sejak lama dalam sukma mendobrak keluar menjadi iblis yang siap menghabiskan musuh-musuhnya yang kecil. Malam itu hilanglah keperawanan Hesti oleh orang yang disebut-sebut akan menjadi pacarnya.
***
            Setan-setan tertawa terbahak-bahak. Sejak saat itu, Hesti menjadi pacar Bayu. Tidak jelas kenapa dia mau memilih Bayu sebagai pacarnya. Meskipun mereka telah menjadi sepasang kekasih, namun Hesti jarang terlihat dekat dengan Bayu.Hari-hari Hesti lalui bagaikan neraka. Ketika mentari terbenam teringat dengan masa lalunya dan ketakutan dengan dampak dari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Sang surya berganti menjadi rembulan. Setiap detik berlalu terasa semakin di ujung tanduk. Hari itu Hesti mengalami menstruasi. Hesti yang baru sadar kalau dia tidak hamil langsung minta putus dengan Bayu.
             Orang bijak berkata kita harus melupakan masa lalu untuk mencapai masa depan yang indah. Hal itu juga diyakini oleh Hesti, masa lalunya yang kelam tak boleh menghentikan kehidupannya. Hesti kembali berusaha bangkit dari keterpurukan. Hesti kembali aktif dalam kegiatannya berorganisasi di kampusnya yakni Badan Eksekutif Mahasiswa dan fokus mengerjakan skripsi. Ketika sibuk mengurusi BEM hilanglah semua ingatannya mengenai masa lalunya. Hesti perlahan-lahan membuka diri dengan menerima orang lain untuk masuk ke dalam hidupnya. Perlahan-lahan Hesti menemukan tambatan hati yang baru. Dia adalah Rama, lelaki berkulit putih dan bertubuh atletis yang dia temukan di sosmed. Mereka tiada hari tanpa chat atau sekedar saling menelpon. Hesti merasa senang karena dia dapat berbicara apa saja tanpa takut rahasianya dibocorkan sedikitpun. Lama kelamaan arah pembicaraan mereka semakin lama semakin intim.
            Mentari berganti menjadi Bulan, Bulan berganti menjadi Mentari. Mereka yang hanya berpuas diri dengan telpon, sms atau chat sepakat untuk bertemu untuk memuaskan rindu yang terus berkecamuk dalam dada. Hesti bertemu dengan Rama di sebuah rumah milik teman satu posko ketika KUKERTA yakni Deni.
            Hari itu mereka bertemu, Hesti memandang Rama sebagai lelaki hebat yang mampu mengobati semua luka pada masa lalunya. Sedangkan Rama memandang Hesti sebagai obyek pemuas nafsu yang harus bisa dinikmati. Awalnya mereka ditemani oleh keluarga Deni, namun keluarga Deni permisi pergi karena ada yasinan keluarga. Selanjutnya tinggallah mereka bertiga, Rama, Hesti dan Deni.
            “Way kayaknya sate enak nih ngisi perut malam-malam.” Canda Hesti kepada Deni.
            “Lebih enak lagi kalau ada yang mau bayarin.” Balas Deni seperti menolak membeli.
            Rama lalu mengeluarkan uang dan meminta Deni untuk membeli makanan di luar sebentar. Deni menerima uang itu sambil tertawa. “Awas jangan macam-macam ya.” Kata Deni. Deni lalu mengambil motor dan pergi membeli sate.
            Suasana rumah menjadi sepi, Rama lalu iseng membuka pembicaraan “Kayaknya rumah ini mulai sepi ya.”
            “Adek merasa kedinginan, Kak. Tolong hangatin adek.” Jawab Hesti seperti memberikan kode.
            Rama mengerti dengan kode itu lalu mereka berdua mulai melakukan hubungan yang mereka inginkan.Keduanya lalu larut dalam kenikmatan asmara. Erangan memenuhi ruangan itu. Keduanya saling tertawa menikmati setiap erangan yang terus menerus terdengar tiap detiknya. Tiap detik menambah panas suasana ruangan itu namun mereka tetap terus melakukan hubungan. Setan dan iblis lalu tergoda untuk melihat aksi dari kedua anak adam ini. Lelaki dan perempuan semakin larut dalam kenikmatan asmara sedangkan setan dan iblis tertawa menikmati tontonan.
            Erangan dan tawa dari rumah Deni terdengar hingga ke rumah tetangga. Salah satu tetangga menghubungi orang tua Deni. Tidak lama kemudian terdengar suara mobil dari kejauhan. Rama dan Hesti yang telah mabuk asmara jadi kaget lalu menghentikan aksi mereka dan mulai berpakaian. Keluarga Deni lalu masuk ke rumah lalu meliha mereka masih duduk dan tidak menanggalkan pakaian. Rama dan Hesti merasa tidak enak, mereka undur diri lalu pulang ke rumah masing-masing.
***
            Kita selalu ingat dengan nasihat bahwa seseorang harus belajar dari masa lalunya agar bisa lebih baik di masa dapannya. Tampaknya hal ini tidak berlaku untuk Hesti. Setelah peristiwa malam itu, Hesti tidak bisa menghubungi Rama. Berkali-kali dia coba setiap hari hasilnya selalu sama yakni tidak bisa dihubungi. Hesti mulai putus asa, Dia kembali teringat masa lalunya yang kelam kini kembali menemuinya. Pagi itu, Hesti mencoba menelpon namun sayangnya dijawab oleh seorang wanita. Hesti merasa sedih yang sangat mendalam. Ternyata Rama sudah memiliki pacar. Walaupun Rama telah memiliki pacar, Hesti tetap mau menjadi selingkuhan Rama. Alasannya Rama adalah pria yang berbeda, Rama sudah terlanjur terbenam dalam hati Hesti. Hesti terus melanjutkan hubungaannya tanpa diketauhi oleh pacarnya Rama.
            Jarum jam berganti detik, berganti menit dan berganti jam setiap hari. Tidak sedikitpun jarum jam ragu untuk mundur lalu kembali ke awal. Hesti harus menerima nasib kalau rama menikahi pacarnya dan mulai meninggalkan Hesti. Hesti kembali jatuh terpuruk. Dia tidak percaya karena selalu ditimpa musibah cinta bertubi-tubi. Hesti menyimpan segalanya dalam dada tanpa curhat sedikitpun walaupun dengan sahabatnya sendiri.
            Hesti sudah di wisuda dan mendapatkan IPK yang bagus. Sebagaimana mahasiswa pada umumnya, Hesti lalu mendaftar untuk bekerja menjadi calon Guru PNS di provinsinya. Hesti akhirnya mengikuti seleksi lalu lolos menjadi Guru honorer. Selain sebagai Guru, Hesti juga aktif dalam kegiatan berorganisasi. Hesti masuk ke dalam organisasi PGRI dan aktif menjadi pengurus PGRI dan selalu mengikuti kegiatan organisasi.
Dari kegiatan organisasi iniHesti mengenal Saragih, seorang pria bertubuh kurus, berkulit puih dan berambut kriting asal Medan yang juga seorang Guru Mereka awalnya saling aktif chat di sosial media hingga akhirnya mereka menjadi dekat. Mereka bertemu ketika kegiatan rapat nasional di Bandung. Ketika mereka sibuk mengurusi provinsi mereka masing-masing, mereka masih sempat-sempatnya berpacaran hingga akhirnya mereka berdua berhubungan di dalam hotel.
            Sepulang dari rapat nasional Hesti mengalami masalah keluarga. Hesti yang dibutakan cinta memilih kabur dari rumah  menuju Medan. Di Medan, Hesti pergi menemui Saragih dan tinggal di rumah Saragih. Keluarga Hesti yang khawatir dengan Hesti pergi ke Medan untukmenjemput Hesti. Setelah lama berkeliling di kota Medan, Hesti akhirnya ditemukan ketika Hesti sedang berjalan-jalan di Medan. Keluarga Hesti lalu mengajak Hesti untuk menemui keluarga Saragih di rumah Saragih. Ketika mereka tiba di rumah Saragih, keluarga Hesti langsung membicarakan perihal pernikahan Saragih dan Hesti. Awalnya Hesti dan Saragih merasa ragu untuk mengambil keputusan ini. Namun, keluarga Hesti tetap mendesak karena di usia Hesti sekarang dia sudah harus menikah.  Hesti dan Satagih lalu sepakat untuk menikah.
            Untung tak dapat di raih malang tak dapat dihindari. Ketika prosesi lamaran, baru diketahui bahwa Saragih masih memiliki istri.
            “Dasar pembohong! Kamu bilang kala kamu masih lajang. Kenapa sayang mau membohongi adek. Kenapa yang kenapa?” Tangis Hesti memecah kesunyian.
            Saragih mencoba untuk menenangkan Hesti. Namun, Hesti sudah terlanjur kecewa. Akhirnya saudara Saragih turun tangan memecahkan masalah mereka berdua. Saragih mau tidak mau harus menceraikan istrinya jika mau menikahi Hesti.
            Hesti menikah dengan Saragih pada 13 Oktober. Acara berlangsung dengan khidmat menggunakan adat Jambi. Sepasang manusia itu tampak bahagia di hari pernikahan mereka. Saragih yang memiliki pekerjaan di Medan mau tidak mau harus kembali ke Medan. Sementara itu Hesti tinggal di Jambi dan tetap bekerja sebagai seorang Guru.
            Ketika liburan semester, Hesti memutuskan liburan ke Medan untuk menemui suaminya. Hesti begitu ceria karena akan bertemu dengan suaminya. Hatinya tak sabar ingin bercengkrama, tertawa bersama dan memeluk mesra sang suami.Ketika sampai di rumah Saragih, alangkah terkejutnya menemukan Saragih sedang bermesraan seorang gadis muda.
            Hesti yang geram lalu melempar Saragih dan gadis muda itu dengan tas yang dia bawa “Ayah begitu tega dengan mama. Kemaren bilangnya mau kerja tapi nyatanya disini malah main dengan cewek lain!”
            Saragih yang kaget langsung berusaha menenangkan Hesti “Dia bukan siapa-siapa yang dia hanya muridku.” Jelas Saragih.
            “Apa muridmu? Jadi selama ini kamu selingkuh dengan muridmu sendiri! Keterlaluan!” Kata Hesti marah.
            Sejak kejadian itu, rumah Hesti dan Saragih terasa seperti neraka. Selalu saja ada pertengkaran yang menghiasi kehidupan mereka. Tak jarang Saragih berjudi hingga menghabiskan harta keluarga. Hesti mencoba mengingatkan, namun Saragih langsung menampar wajah atau memukul Hesti. Hesti hanya bisa pasrah menerima perilaku kejam dari suaminya. Tak jarang keributan rumah tangga mereka sampai terdengar ke telinga tetangga. Tetangga mereka hanya bisa diam saja karena Saragih terkenal sebagai pria yang hidupnya tidak jelas di mata mereka,
            Derita dan derita terus Hesti lalui. Siksaan-siksaan terus dia terima dari Saragih. Berjuta-juta air mata mengalir dari wajah Hesti. Hesti tetap tabah menerima itu semua demi kepentingan anak-anak mereka. Ketika suara takbir berkumandang di cakrawala. Ketika manusia sibuk saling berjabat tangan untuk bermaaf-maafan, Saragih pergi dari rumah, Sejak saat itu tidak terdengar lagi kabar mengenai Saragih suami dari Hesti.

Pertama kali dipublikasikan di http://e-campus.fkip.unja.ac.id/beritaaktual/berita-melalang.html tanggal 15 Maret 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok