ESAI Belajar Bijak Menyikapi Ingatan Masa Lalu Tragedi 1965 Melalui Film Sword Art Online: Ordinal Scale


(Poster Resmi Film Sword Art Online: Ordinal Scale oleh Abec)

Belajar Bijak Menyikapi Ingatan Masa Lalu Tragedi 1965 Melalui Film Sword Art Online: Ordinal Scale

oleh: Febrianiko Satria

Awal tahun 2017 ini diluncurkan sebuah film berjudul Sword Art Online: Oridinal Scale. Film ini merupakan produksi A-1 Pictures. Film ini disutradari oleh Tomohiko Itō dan cerita oleh Reki Kawahara. Di Indonesia sendiri film ini diputar secara serentak di seluruh dunia pada bulan Februari lalu dan diputar secara nasional pada Maret 2017 ini.

Untuk kamu yang belum mengetahui tentang animasi Sword Art Online saya akan menjelaskan sedikit. Sword Art Online (disingkat SAO) adalah animasi yang ditayangkan di saluran televisi Jepang.

Animasi ini sendiri merupakan adaptasi dari sebuah light novel (novel ringan) yang berjudul sama yakni Sword Art Online. Novel ini sendiri ditulis oleh Reki Kawahara dan diterbitkan oleh penerbit ASCII Works Dengeki Bunsho.

Sword Art Online sendiri bercerita tentang sebuah permainan Virtual Reality Massively Multiplayer Role-Playing online (VRMMORPG) bernama sama: Sword Art Online. Di sini karakter utama bernama Kirito bermain secara fulldrive (memindahkan kesadaran tubuh ke mesin) melalui sebuah mesin berbentuk helm bernama Narve Gear.

Dalam animasi ini Kirito dan pemain lainnya yang berjumlah 4000 orang  terjebak tidak bisa keluar (log out) dari permainan.  Mereka hanya bisa keluar jika menamatkan level hingga level seratus.
Belum cukup sampai di sana kesadisannya. Jika ada pemain yang terbunuh atau pun Narve Gear dilepas dari kepala mereka. Nyawa mereka pun akan hilang seketika itu juga di dunia nyata karena Narve Gear akan memancarkan gelombang tinggi ke otak. Bayangkan aja hal ini terjadi ke kamu, sadis ga?

Nah dalam Sword Art Online: Ordinal Scale menceritakan tentang kejadian bertahun-tahun setelah pemain keluar dari pernainan mengerikan itu. Muncul sebuah mesin bernama Augma yang bisa melakukan permainan dan segala bentuk komputerisasi hanya dengan memakainya di kepala dan bermain permainan realitas tertahan (Augmanted Reality).

Dalam Augma sendiri terkenal sebuah permainan bernama Ordinal Scale. Ajaibnya semua bos musuh di setiap level pada permainan SAO muncul di permainan Ordinal Scale ini. Waduh-waduh kayaknya belum move on dari dari masa lalu, Ups.

Namun tragedi terjadi. Semua pemain yang mati dalam game ini kehilangan ingatan setelah pemain kehabisan health (nyawa dalam permainan). Hal ini terjadi kepada semua pemain terutama kepada semua pemain yang selamat dari tragedi SAO.

Mereka yang kehilangan ingatan tidak bisa mengingat berbagai kenangan entah itu gembira, bahagia, sedih ataupun galau dalam permainan SAO. Tak hanya itu, beberapa pemain mengalami gangguan kejiwaan dikarenakan ingatannya yang menghilang. Sama sadisnya juga ya dengan permainan yang lama. Hahaha.

Jika kita kaitkan dengan tragedi yang pernah dialami oleh Indonesia, misalnya tragedi 1965. Dalam tragedi ini sendiri menurut sejarah-yang-selalu-diajarkan-di-sekolah dilakukan oleh PKI terhadap pemerintah Indonesia.

PKI menghasut pihak militer sehingga terjadi pembunuhan di antara petinggi-petinggi militer. Mayat-mayat para petinggi militer sendiri dimasukkan ke dalam sumur tua yakni di Lubang Buaya. Tragedi ini memberikan ingatan kelam bagi Indonesia bahwa komunis menjadi berbahaya untuk Indonesia.
Ingatan kelam ini malah diperparah dengan munculnya film Pengkhianatan G30S/ PKI dengan sutradara Arifin C Noer. Film ini menggambarkan bagaimana PKI membunuh para petinggi militer dengan sadis. Tak pelak film ini dinobatkan penontonnya sebagai film paling horor di Indonesia.
Keadaan diperparah dengan diwajibkannya film ini diputar setiap tanggal 30 September di TVRI yang menjadi satu-satunya televisi kala itu hingga berakhir masa orde baru. Tak ayal film ini membekas karena dipertontonkan selama 32 tahun bangsa Indonesia. Kebayang kan betapa membekasnya film horor ini di ingatan kita. Hih serem.

Orde Baru berlalu dan kini satu persatu lembaga mulai berusaha meluruskan berbagai tragedi yang terjadi pada 1965. Berbagai usaha dilakukan, mulai dari seminar pelurusan sejarah, penelitian, dan artikel-artikel mengenai tragedi 1965, hingga ke pembuatan Film Jagal dan Senyap karya Openheimer. Semua usaha ini bertujuan untuk menyibak berbagai hal yang tertutup dan tidak mungkin dibuka oleh zaman Orde Baru.

Seperti susahnya menghapus kenangan terhadap mantan, harus diakui memang tidak mudah menghapus ingatan kelam kita tentang peristiwa yang terjadi pada 1965. Jika dalam film Sword Art Online: Ordinal Scale, ingatan dihapus secara paksa melalui Augma. Tentu kita tidak mungkin melakukan hal yang sama dalam animasi ini.

Namun, ketika semua fakta tahun 1965 diungkap maka perlahan-lahan orang-orang akan sadar dengan hal yang sebenarnya terjadi saat itu. Jika hal itu terjadi, toh tenaga kita tak terbuang sia-sia dan tidak menjadi hal menakutkan, salah satunya dengan cara Petrus (Penembak Misterius) ala Orba, Eh.

Pertama kali diterbitkan di IMC Campus  https://campus.imcnews.id/read/belajar-bijak-menyikapi-ingatan-masa-lalu-tragedi-1965-melalui-film-sword-art-online-ordinal-scale tanggal 28 Oktober 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok