Naskah Lakon Menyemak
MENYEMAK
karya: Febrianiko Satria
Untuk pementasan harap menghubungi penulis
Untuk pementasan harap menghubungi penulis
Sinopsis:
Mereka akhirnya
terpuruk dalam keputusasaan. Dan memutuskan untuk bunuh diri di sebuah
jembatan. Ketika ingin bunuh diri mereka bertemu dan saling curhat satu sama
lain. Mereka juga berdebat tentang siapa yang paling menderita diantara mereka
bertiga. Mereka akhrinya bertengkar satu
dengan yang lain.
Tiga orang
manusia yakni: Gadis, Wanita dan Nenek mencari makna kehidupan yang mereka
jalani. Gadis, wanita dan nenek berteman akrab. menceritakan pengalamanya yakni
pacarnya menghilangkan perawannya setelah itu pergi meningalkan Gadis. Gadis tu
lalu putus asa dan terjun dalam dunia prostitusi karena dia sudah terlanjur di
cap buruk oleh kalangan lelaki, tidak ada satupun yang mau menjadi pasangannya.
Seorang pemuda shaleh yang merupakan teman gadis selalu menesehati sang gadis.
Namun Sang Gadis selalu menolaknya. Gadis yang putus asa akhirnya mencari
pasangan sesama jenis dan akhirnya menjalani hubungan cinta dengan sesama
wanita. Gadis juga berpendapat kalau cinta yang sebenarnya hanya bisa
didapatkan oleh sesama jenis.Wanita
menceritakan pengalamannya yakni berawal dari suami wanita yang mengalami
gangguan kejiawaan suka melakukan penyiksaan kepada Wanita, Wanita lalu dipaksa
untuk melakukan threesome dan dipaksa untuk melakukan hubungan dengan suami
lain. Awalnya Wanita merasa tersiksa oleh perilaku suaminya. Lama kelamaan
wanita merasa menikmati hal itu karena dia tidak perlu merasakan penyiksaan
oleh suaminya. Sang wanita memiliki pembantu laki-laki . Pembantu itu selalu
mengingatka majikannya namun selalu ditolak oleh wanita. Bagi wanita cinta
sejati itu tidak ada karena cinta sejati itu adalah ilusi belaka.
Nenek bercerita
tentang kehidupannya yang selalu diliputi kesedihan setelah sang suami
meninggal dunia. Nenek lalu mencari pengganti dengan menyewa beberapa orang muda untuk mengobati luka di
hatinya. Berawal dari hal itu lama kelamaan Nenek merasa ketagihan untuk
mencoba anak-anak muda menjadi pelampiasan sexnya. Hal ini diketahui oleh cucu
sang Nenek yakni Perempuan. Perempuan berusaha menghentikan Nenek namun tidak
dihiraukan Nenek. Menurut Nenek cinta sejati bisa kembali didapatkan melalui
kekayaan.
Gadis
perlahan-lahan menemui masalah. Pengunjung pria Gadis mulai berkurang. Banyak
pengunjung pria mengatakan kalau pelayanan Gadis sudah tidak sehebat dulu lagi
seta barang milik gadis sudah kendor tidak rapat lagi. Pemuda berusaha
memberitahu Gadis, namun Gadis malah memusuhi Pemuda. Wanita juga mengalami
masalah yakni semakin susah mencari pria yang mudah diajak threesome. Pria
mulai enggan threesome dengan wanita karena merasa bosan. Para pria mulai
menaikkan tarif mereka untuk melakukan threesome. Pembantu terus berusaha
mengingatkan majikannya agar bertobat namun Wanita malah mengusirnya dari
rumah. Pembantu terus berusaha mengingatkan majikannya agar bertobat namun
Wanita malah mengusirnya dari rumah. Banyak pria juga sudah malas melakukan
tukaran istri karena bosan dengan pelayanan wanita. Nenek juga mengalami
masalah karena satu persatu lelaki yang sedia menjadi budaknya mundur dan mulai
menaikkan tarif. Cucu yang mengetahui masalah Nenek terus berusaha menesehati
Nenek, namun Nenek malah pergi menjauhi Gadis.
Akhirnya Gadis
sudah tidak laku lagi dimata pria hidung belang. Kekasih ceweknya juga minta
putus. Smentara itu, Nenek mengalami kemiskinan sehingga dia tidak bisa menyewa
lelaki ntuk dijadikan obyek sexnya. Sedangkan wanita mengalami konflik rumah
tangga sehingga dia diceraikan oleh suaminya dan tinggal terlunta-lunta di
jalanan.
Mereka akhirnya
terpuruk dalam keputusasaan dan memutuskan untuk bunuh diri di sebuah jembatan.
Ketika ingin bunuh diri mereka bertemu dan saling curhat satu sama lain. Pemuda, Pembantu dan Cucu menemui mereka di
jembatan dan berusaha menyelamatkan mereka.. Akhirnya mereka menyesali
perbuatan mereka masing-masing dan berhenti bunuh diri.
MENYEMAK
Karya: Febrianiko Satria
BABAK 1
Adegan 1
FADE IN
Sebuah jembatan
tergantung di tengah panggung. Lampu sorot berwarna biru fokus pada jembatan. 3
orang manusia yakni Gadis, Wanita dan Nenek terlihat berdiri di tepi jembatan.
Mereka terlihat seperti ingin bunuh diri. Ketiganya saling melihat satu sama
yang lain.
Nenek:
Hey Gadis
kenapa kau ingin menghabiskan hidupmu disini? Bukankan jalan hidup yang panjang
masih terbuka untukmu? Bukankah masa depanmu masih sangat cerah seperti mentari
yang bersinar di angkasa raya?
Gadis:
Dasar
nenek tua! Sok menesehati yang muda sedangkan dirimu sendiri hendak lompat sama
sepertiku! Jangan-jangan cucu dan anak-anakmu sudah tidak memperhatikanmu lagi
sehingga kau menjadi bosan menjalani hidup?
Nenek:
Sembarangan kamu! Keluargaku itu sangat memperhatikanku. Tidak seperti kalian
yang kekurangan perhatian dan kasih sayang!
Wanita:
Terus
kalau kau tidak kurang perhatian kenapa kau ingin bunuh diri di jembatan ini?
Jangan-jangan kau sama sepertiku sama-sama putus asa dan kehilangan segalanya.
Kehilangan makna kehidupan. Kehilangan cinta dan kehilangan kasih sayang.
Nenek:
Aku cukup
mendapatkan semuanya. Hanya saja aku masih merasa ada yang kurang dalam diriku.
Aku berusaha mencarinya namun aku tidak bisa menemukannya. Perlahan-lahan
semuanya menghilang yang tersisa hanyalah sebuah kehampaan dalam sukma.
Gadis:
Akhirnya
dia mengaku juga. (tertawa) Begitulah orang tua kebanyakan merasa seolah-olah
dirinya paling benar. Seolah-olah dia adalah dewa yang memiliki kebenaran
sejati. Eh gak taunya dia malah yang paling bermasalah.
Nenek:
Dasar
anak muda! Bisanya Cuma protes aja. Sekarang kamu itu kenapa kesini? Apa kamu
tidak takut dengan malaikat maut yang menunggu di bawah jembatan ini?
Gadis:
Aku tidak
takut! Karena segala kehidupanku telah hancur! Masa depanku telah hilang
direnggut berbagai manusia. Daripada aku menjalani kehidupanku yang sudah tidak
punya arti ini lebih baik ku akhiri saja. Toh semuanya sudah tidak berarti.
FADE OUT
Adegan 2
Panggung
menggambarkan sebbuah tempat panti pijat. Disana ada Gadis sedang berdiri
dengan pakaian yang sangat sexy dan menggoda birahi.
Gadis:
Inilah
kehidupanku sekarang. Kalau tidak karena cowok bajingan itu aku tidak perlu
menjalani kehidupan menyedihkan seperti ini. Ya karena dia mantanku itu sudah
mengambil keperawananku. Hanya karena rayuan dan gombalannya aku menjadi
terbujuk untuk bersetubuh dengan dia. Tiap minggu selalu saja dia minta jatah.
Entah itu di kos-kosan dia ataupun sesekali bermain di hotel. Setelah dia puas
menikmati kesuucianku dia malah meninggalkanku. Dasar setan! Setelah aku putus
dengan dia aku malah mendapatkan pacar yang sama seperti dia. Mereka selalu
mengatakan ini kepadaku: Jalanmu itu udah ngangkang udah kelihatan sering dicoblos.
Badanmu itu juga sekarang udah membesar sudah pasti sering dicoblos. Dan
berbagai macam perkataan yang mereka katakan padaku. Kau bayangkan saja betapa
sakitnya hatiku ini mendengarnya. Tampaknya semua pikiran lelaki itu sama.
Kalau gak mikirn duit ya mikirin kelamin. Sekarang aku sudah tidak percaya lagi
dengan perkataan mereka. Sekarang aku sudah dianggap murahan dikalangan lelaki.
Mereka menganggapku wanita murahan. Akhirnya aku melamar pekerjaan di panti
pijat ini dan menjadi terapis disini.
Seorang pria
hanya memakai handuk mendatangi gadis.
Pria:
Hari ini
kamu cantik sekali.
Gadis:
Terima
kasih. Banag pasti kelelahan karena sudah mandi. Sini biar adik pijitin ya.
Pria:
Boleh-boleh. Tapi usahakan jangan seperti kemaren ya. Jangan keras-keras entar
tambah sakit. Pelan-pelan aja seperti biasa.
Gadis:
Amanlah
itu bang. Adek akan pelan-pelan melayani abang.
Pria dan Gadis
masuk ke dalam ruangan.
BLACKOUT
Adegan 3
Di dalam sebuah
kamar terdapat Wanita sedang duduk di atas tempat tidur. Dia tampak sedang
duduk sambil berselimut di tempat tidur.
Wanita:
(kegenitan) Ih kalau mengingat kejadian tadi rasanya gimana-gitu. Dia dluar
tampak kalem dan pendiam.Tapi kalau dia sudah ada di tempat tidur. Waw dia
sungguh luar biasa. Dia begitu kuat menemani kegilaan hasratku selama sejam
penuh tanpa istirahat. Beda jauh dengan suamiku, 5 menit aja dia sudah
ketiduran. Huh payah. Ternyata beginilah enaknya bertukar suami dalam urusan
kasur. Apa yang tidak bisa kau nikmati dari dia. Bisa kau nikmati oleh orang yang
lainnya. (suara ketukan pintu terdengar) Ssst. Diam ya sepertinya suamiku itu
baru saja pulang menikmati istri hasil pertukaran kami. Jangan bilang-bilang
tentang hal tadi. Ingat tutup mulut.
Suami: (datang
dengan wajah kesal) Sialan. Kali ini aku dapat yang tidak memuaskan. Dia dingin
sekali di tempat tidur, tidak ada ramahnya sama sekali. Sial. Tampangnya aja
putih mulus dan masih muda. Tapi kalau lihat barangnya hadeh udah rongsokan
seperti nenek-nenek, Sial kenapa aku mau sekali ditipu oleh suaminya?
Wanita:
Ya
udahlah Pa. Papa gak perlu lagi tukar menukar dengan dia kalau tahu hasilnya
bakal seperti itu.
Suami:
Iya, Ma.
(seperti teringat sesuatu lalu bergumam) Mama sendiri gimana? Pasti mama puas
kan dengan pelayaan dia.
Wanita:
(keheranan sambil tertawa) gimana ya hmm
Suami:
Pasti
mama puaskan dengan layanan Dia. Dia kan jago menggombal wanita. Mana tubuhnya
atletis mirip Ade Rai. Iya kan? Iya kan Ma?
Wanita:
Enggaklah Pa. Tubuhnya boleh saja atletis tapi dia Cuma tahan sbentar aja.
Belum satu menit dia udah tidur duluan. Pokoknya menyebalkan banget deh, Pa.
Suami:
Mungkin
kita lagi sial aja ma. Oh iya papa ada lihat di internet ada komunitas
threesome. Kayaknya itu menarik deh, Ma.
Wanita:
(terkejut) Threesome? Apa lagi itu, Pa?
Jangan aneh-aneh lagi deh Pa.
Suami:
Itu lho 2
lawan 1 di kasur. Pokoknya asyik deh Ma.
Wanita:
Jangan
lagi, Pa. Mami gak mau aneh-aneh lagi.
Suami:
Ayo lah
ikut (memaksa) Apa gunanya menjadi istri tapi tak bisa memuaskan hasrat
suaminya (mulai menyiksa)
BLACKOUT
Terdengar suara
pukulan dan kemarahan Suami serta tangisan wanita dari dalam panggung.
Adegan 4
Di sebuah
pemakaman keluarga, seorang nenek-nenek sedang meratapi makam kakek.
Nenek:
Kakek,
kakek. Kenapa kau harus meninggalkan nenek begitu cepat kek. Nenek masih butuh
perhatian kakek. Nenek masih teringat masa muda kita yang penuh cinta dan
kasih. Setiap hari selalu bersama. Kakek jangan lupa kalau kakek sudah berjanji
kepada nenek untuk mati bersama. Kakek kau kejam kek
Seorang pemuda
datang menghampiri Nenek.
Pemuda:
Nek
sudahlah nek. Nenek jangan bersedih terus. Oang yang telahmati tidak bisa
mendengar kesedihan orang yang masih hidup.
Nenek:
Kau siapa
berani-beraninya menganggu aku?
Pemuda:
Nenek
jangan marah. Disini saya datang untuk menghibur hati nenek
Nenek:
Memangnya
kamu bisa?
Pemuda:
Tentu
saya bisa nek. Itu semua hal yang kecil. Nenek akan kubawa kembali ke zaman
muda dulu dimana nenek bisa memperoleh cinta kasih tanpa batas. Tapi itu semua
ada syaratnya.
Nenek:
Syaratnya
apa saja?
Pemuda:
Syaratnya mudah saja. Jika aku minta sesuatu harus segera dipenuhi. Itu saja..
Mudah kan?
Nenek:
Itu hal
yang mudah karena aku punya kekayaan dimana-mana. Aku dengan mudah akan
memberikan apa yang kau mau dalam waktu sebentar saja.
Pemuda:
Nah aku
suka hal itu.
Nenek:
Jadi kapan
aku bisa merasakan cinta kasih itu?
Pemuda:
Mulai
dari sekarang nenek bisa mendapatkan cinta kasih itu.
Nenek dan
Pemuda berpegangan tangan lalu pergi
keluar panggung.
ADEGAN 5
Panggung
menggambarkan keadaan luar ruangan. Di kanan kiri terdapat bangunan. Gadis
sedang berjalan-jalan keluar dari panti pijat. Saat itu ada pemuda shaleh yang merupakan teman Gadis menghampiri Gadis.
Gadis:
Lumayanlah pendapatan hari ini. Tadi ada enam pria yang kulayani masing-masing
memberikan lima lembar merah. Jadi kalau kutotalkan hasilnya ya lumayan. Kalau
begini terus lama-lama aku bisa kaya juga.
Pemuda Shaleh:
Astafirullahal adzim kenapa kau masih melakuka pekerjaan itu. Pekerjaan itu
adalah pekerjaan yang haram, tidak sesuai tuntunan agama kita.
Gadis:
Jangan pernah
kau membicarakan tentang agama kepadaku. Gini-gini aku juga lulusan pesantren
sama sepertimu. Jangan hanya karena kamu sekaang jadi Guru agama di sekolah
kamu bisa menesehatiku seenaknya saja.
Pemuda Shaleh:
Justru karena kamu lulusan pesantren yang sama sepertiku aku memperingatimu. Ku
jelas tahu kan tentang hukumnya!
Gadis:
Ya aku
tahu tentang hukumnya. Tapi semuanya sudah terlambat. Keperawanan sudah hilang
dan aku selalu butuh uang. Agama tidak pernah memberikanku uang sedikitpun.
Pemuda Shaleh:
Kamu
memang tidak mendapatkannya sekarang tapi nanti di akhirat kau akan
mendapatkannya.
Gadis:
Sudahlah
aku hanya butuh sekarang soal akhirat semua itu nanti. Pergi kau dari sini aku
tidak mau mendengar segala macam ceramahmu.
Seorang gadis
dua berpakaian sexy datang menjemput.
Gadis:
Lihat itu
pacarku sekarang dia cantik bukan? Malam ini kami mau kencan di tempat biasa.
Di tepat yang tenang tanpa ada satupun yang menganggu.
Gadis Dua:
Hay
beb. Yuk kita pergi.
Gadis:
Yuk.
Manis.
Gadis dan Gadis
2 meninggalkan Pemuda Shaleh sendirian di panggung.
BLACKOUT
ADEGAN 6
Panggung
menggambarkan sebuah rumah. Terdapat berbagai perabotan rumah, mulai dari
kursi, meja, karpet dan lainnya. Di sana terdapat wnaita sedang duduk di kursi.
Wanita:
Haduh.
Hari ini rasanya tidak memuaskan. Di kasur rasanya dia payah sekali. Tidak
berbobot sama sekali. Sebentar saja sudah loyo. Payah.
Pembantu Pria:
Ya ampun, Nyonya Kenapa nyonya masih saja melakukan hal itu nyonya. Apa nyonya
tidak merasa puas dengan suami nyonya saja?
Wanita:
Terserah
saya melakukan semuanya. Kau disini hanyalah pembantu. Ingat hanya pembantu.
Pembantu tidak berhak mengatur majikan. Majikan adalah raja dan pembantu adalah
budak.
Pembantu pria:
Iya deh nyonya.
BLACKOUT
ADEGAN 7
Panggung
menggambarkan sebuah rumah. Terdapat berbagai perabotan rumah, mulai dari
kursi, meja, karpet dan lainnya. Di sana terdapat Nenek sedang berkeliling di
rumah bersama cucunya yang sedang berkeliling sedangkan cucunya sedang duduk di
kursi.
Cucu:
Nek
berhentilah nek jangan bawa lelaki lagi ke rumah. Saya jadi malu, Nek.
Nenek:
Kau itu
masih muda. Masih seumur jagung. Kau tidak berhak mengatur hidupku.
Cucu:
Tapi Nek.
Adek malu, Nek.
Nenek:
Diam
kamu! Pergi kamu ke kamar!
BLACKOUT
BABAK II
ADEGAN 8
Panggung
menggambarkan sebuah panti pijat. Terdapat perempuan yang sedang menunggu
dengan kebingungan menatap sekitar panggung. Seorang lelaki berjalan di dekat
Gadis. Gadis berusaha menghentkan lelaki.
Gadis:
Mas ini
eneng, Mas.
Pria:
Ah malas
barang milikmu udah kendor. Saya mulai merasa bosan dengan layananmu.
Gadis:
Masih
rapat kok, Mas. Layananku masih prima kok. Bahkan sekarang Enang menambahkan
goyangan-goyangan baru yang akan menambah kepuasan, Mas.
Pria:
Beneran
nih? Nanti kamu malah nipu saya lagi.
Gadis:
Beneran
kok, Mas. Sejak kaan saya berbohong dengan Mas?
Pria:
(lemas)
Ayolah. Yuk badanku udah pegal nih.
Gadis:
Tenang
aja, Mas. Nanti mas akan menjadi segar bugar karena pijatan super Eneng.
BLACKOUT
Adegan 9
Panggung
menggambarkan sebuah rumah lengkap dengan segala perabotan di dalamnya. Seorang
wanita sedang menelpon seorang Pria dengan handphone miliknya.
Wanita:
Ayolah,
Mas. Kita tukaran lagi seperti biasa. Apa mas sekarang lebih suka dengan wanita
yang lain? Kenapa Mas? Apa Mas sudah lupa denganku? Mas bilang layanan istri,
Mas lebih baik daripada aku? Apa mas muai bosan denganku? Mas saya punya gaya
baru mas. Yang pastinya lebih hot daripada istri Mas. Mas mau tukaran? Oke
langsung hari ini? Oke, Mas. Bebeb tunggu ya. (menutup telpon)
Pembantu Pria:
Sudahlah, Nyonya. Dari telpon tadi sudah keahuan kalau Dia udahbosan melakukan
itu dengan Nyonya. Sebaiknya Nyonya hentikan saja semua perilaku tidak jelas
nyonya.
Wanita:
Sudah
kubilang kemaren kalau kau hanya babu disini!
Masih saja kau berani menesehatiku seolah-olah kau adalah ustdz.
Pembantu Pria:
Saya bukan orang yang tahu semua tentang Agama.
Tapi orang-orang menyarankan agar tidak melakukan hubungan itu nyonya.
Wanita:
Masih
juga kau berani menesehatiku? Sekarang kau keluar dari rumahku! Aku tidak mau
lagi melihat sedikitpun batang hidungmu disini. Pergi sana!
BLACKOUT
Adegan 10
Di sebuah tempat
yang jauh dari keramaian Nenek dan Pemuda sedang berdiskusi.
Pemuda:
Nek. Aku
sudah bosan melayanimu. Mulai hari ini aku berhenti melayanimu.
Nenek:
Kenapa
begitu? Bukankah semua keinginanmu sudah kuturuti? Bukankah semua kebutuhanmu
aku penuhi? Tapi kenapa masih saja kau tidak mau melayaniku?
Pemuda:
Pokoknya
aku sudah tidak mau lagi.
Nenek:
Begini
saja aku naikkan bayaranmu setiap melayaniku? Kau masihmau kan melayaniku?
Pemuda:
Baiklah
aku setuju. Ayo ikut saya Nek. Nenek akan saya layani.
Cucu:
(mencoba
menghentikan Nenek) Nek. Hentikan. Dia hanya ingin memeras nenek? Dia hanya
ingin memanfaatkaan nenek. Tolong hentikan Nek.
Nenek:
Diam kau
anak ingusan! Kau tidak tahu kan rasanya kesepian ditinggal suami? Jangan
pernah kau mengikutiku! Aku tidak mau lagi melihat wajahmu sedikitpun!
BLACKOUT
BABAK III
Adegan 11
Panggung menggambarkan daerah di luar ruangan. Gadis
tampak sedih
Gadis:
Sialan! Kenapa mereka bilang pelayananku tidak
menyenangkan. Mereka bilang barangku sudah kendor. Mereka bilang goyanganku sudah membosankan.
Akhirnya mereka mengusirku dari tempat terapi ini.Anjing!
Gadis 2:
Hay beb. Aku mau ngomong sesuatu denganmu
beb.Tapi bebeb harus janji jangan marah ya beb?
Gadis: Mau ngomong apa beb? Aku tidak akan marah dengan
bebeb.Selama ini adek selalu sayang denganbebeb dan tidak pernah sedikitpun
memarahi bebeb
Gadis 2:
Begini beb. Kakak sudah tidak memiliki rasa lagi
dengan bebeb karena kakak sedang suka denga yang lain
Gadis:
Hah gadis mana sih yang bebeb sukai? Kenapa bebeb
lebih memilih gadis yang lain dibandingakn aku?
Gadis 2:
Dia bukan gadis. Dia hanyalah seorang pria yang
taat mengerjakan perintah agama. Kakak
merasatersentuh dengan segala kebaikannya. Tuhan seolah memberikan petunjuk
bahwa dialah seharusnya menjadi pemilik hatiku. Dialah yang seharusnya menjadi
imamku kelak. Beb saya ingin tobat. Saya tidak mau melakukan dosa-dosa lagi.
Beb kakak ingin putus dan menjalani kehidupan yang baru.
Gadis:
Beb kenapa bebeb begitu beb? Apa bebeb tidak
sayang dengan adek? Bebeb tega! Tega!
Gadis 2:
Maaf beb. Kakak hanya ingin menjalani kehidupan
yang baru (pergi)
Gadis:
Beb jangan tinggalin aku beb.
Pemuda Shaleh:
(masuk ke panggung) Sudahlah tinggalkan
saja dia. Dia ingin kembali ke kehidupanya yang normal. Alangkah lebihbaik
kalau kau mengikuti jejaknya dengan kembali ke jalan yang benar.
Gadis:
kau sebagai teman bukannya membantu malah
menceramahiku. Pergi jangan menganggu hidupku!
Pemuda Saleh:
Aku justru ingin membantumu
Gadis:
Itu tidak membantu! Pergi
Pemuda Saleh terpaksa pergi meninggalkan Gadis. Gadis
semakin tenggelam dalam kesedihan.
BLACKOUT
Adegan 12
Panggung menggambarkan sebuah rumah. Wanita dan Suami
sedang duduk berjauhan.
Suami:
Waktu terus menerus berlalu. Rasa semakin lama
semakin hilang di dada. Kasih semakin jauh dari pelukan.Sudah seharusnya
kuakhiri ini semua.
Wanita:
Apa maksudmu?
Suami:
Aku merasa
sudah tidak cocok lagi denganmu. Sejak kita mengikuti swinger dan
threesome. Api cemburu semakin berkecamuk dalam dadaku. Hingga akhirnya mati
rasa. Aku sudah tidak mencintaimu lagi.
Wanita:
Sungguh? Bukankah kau yang mengajakku melakukan
itu semua? Lalu kenapa kau cemburu? Kaulelaki tidak jelas!
Suami:
Aku cemburu ketika kaubegitu menikmati kasur
dengan pria lain. Kauterlalu terlena dengan mereka!
Wanita:
Lantas apa bedanya dengan dirimu? Kau juga
menikmati itu semua kan?
Suami:
Tidak! Aku masih ingat denganmu! Aku masih ingat
dengan keluarga kita!
Wanita:
Kau bohong!
Suami:
Aku tidak pernah berbohong denganmu! Kaulah yang
membohongiku! Dasar pelacur! Aku
menuntut cerai! Aku tidak bisa bersama denganmu!
Wanita:
Tidak! Aku tidak mau! Aku masih mencintaimu!
Suami:
Aku memaksa! Sekarang kemasi barangmu! Lalu pulang
ke rumah orang tutuamu
Suami dan wanita lalu bertengkar hebat. Segala perabotan
rumah dihancurkan. Wanita yang tidak bisa mengalahkan suami memilih mengalah
lalu meninggalkan rumah.
BLACKOUT
Adegan 13
Panggung menggambarkan daerah di luar rumah. Pemuda dan
Nenek sedang berdiri di sana
Pemuda:
Berapa banyak uang yang masih kaupunya agar
kutetap melayanimu?
Nenek:
Aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Yang kupunya
hanyalah rumah ini. Rumah yang menjadi tempat tinggalku.
Pemuda:
Kalau
begitu berikan saja rumahmu. Aku janji aku akan selalu melayanimu.
Nenek:
Baiklah demi kasihmu yang selalu menemanikutiap
detiknya, aku akan memberikan rumahku padamu.
Cucu: Nek jangan Nenek melakukan itu. Dia itu
melakukannya demi mendapatkan harta Nenek.
Nenek:
Sudah, diam kamu! Kamu kan masih kecil! Belum tahu rasanya ditinggal mati oleh suami. Menjalankan kehidupan sendiri diatas dunia
itu sangat menyedihkan tahu!
Cucu:
Nek. Cobalah Nenek mendengar penjelasan cucum ini Nenek.
Nenek:
Sudahlah. Mau kuserahkan atau tidak itu semua terserah
aku. Lagipula harta ini adalah hartaku! Jadi ya terserah aku untuk
mempergunakannya demi apa saja.
Cucu:
Jangan,
Nek.(menangis)
Nenek:
(tidak
menghiraukan) Ini adalah surat tanah dan bangunan rumah ini. Ini semua
kuserahkan padamu. (menyerahkan surat)
Pemuda:
(menerima lalu tertawa) Terima kasih, Nek. Kalau dikasih ini kan. Aku bisa
terus melayani nenek. Sayangnya, Nek. Nenek seharusnya mendengar perkataan cucu
Nenek. (tertawa) Sekarang rumah ini menjadi milikku dan sekarang kau tidak
punya apa-apa. Sudah tidak pantas aku melayani orang sepertimu. Berhubung rumah
ini sudah menjadi milikku. Lebih baik kau pergi dari sini! Aku tidak mau
melihat gembel di depan mataku!
Nenek:
Tapi tadi
kau sudah berjanji?
Pemuda:
Kau mau
saja percaya pada janji-janji manis yang selalu kuberikan. Padahal aku tidak
pernah menepatinya sedikitpun. Sekarang kau pergi. Dasar gembel!
Nenek dan cucu
lalu pergi dari rumah dengan wajah penuh kesedihan.
BLACKOUT
Adegan 14
Sebuah jembatan
tergantung di tengah panggung. Lampu sorot berwarna biru fokus pada jembatan. 3
orang manusia yakni Gadis, Wanita dan Nenek terlihat berdiri di tepi jembatan.
Mereka terlihat seperti ingin bunuh diri. Ketiganya saling melihat satu sama yang
lain.
Nenek:
Hey Gadis
kenapa kau ingin menghabiskan hidupmu disini? Bukankan jalan hidup yang panjang
masih terbuka untukmu? Bukankah masa depanmu masih sangat cerah seperti mentari
yang bersinar di angkasa raya?
Gadis:
Dasar
nenek tua! Sok menesehati yang muda sedangkan dirimu sendiri hendak lompat sama
sepertiku! Jangan-jangan cucu dan anak-anakmu sudah tidak memperhatikanmu lagi
sehingga kau menjadi bosan menjalani hidup?
Nenek:
Sembarangan kamu! Keluargaku itu sangat memperhatikanku. Tidak seperti kalian
yang kekurangan perhatian dan kasih sayang!
Wanita:
Terus
kalau kau tidak kurang perhatian kenapa kau ingin bunuh diri di jembatan ini?
Jangan-jangan kau sama sepertiku sama-sama putus asa dan kehilangan segalanya.
Kehilangan makna kehidupan. Kehilangan cinta dan kehilangan kasih sayang.
Nenek:
Aku cukup
mendapatkan semuanya. Hanya saja aku masih merasa ada yang kurang dalam diriku.
Aku berusaha mencarinya namun aku tidak bisa menemukannya. Perlahan-lahan
semuanya menghilang yang tersisa hanyalah sebuah kehampaan dalam sukma.
Gadis:
Akhirnya
dia mengaku juga. (tertawa) Begitulah orang tua kebanyakan merasa seolah-olah
dirinya paling benar. Seolah-olah dia adalah dewa yang memiliki kebenaran
sejati. Eh gak taunya dia malah yang paling bermasalah.
Nenek:
Dasar
anak muda! Bisanya cuma protes aja. Sekarang kamu itu kenapa kesini? Apa kamu
tidak takut dengan malaikat maut yang menunggu di bawah jembatan ini?
Gadis:
Aku tidak
takut! Karena segala kehidupanku telah hancur! Masa depanku telah hilang
direnggut berbagai manusia. Daripada aku menjalani kehidupanku yang sudah tidak
punya arti ini lebih baik ku akhiri saja. Toh semuanya sudah tidak berarti.
Pemuda Shaleh,
Pembantu dan Cucu berusaha masuk ke panggung lalu berusaha menghentikan mereka.
Lampu biru padam digantikan sorot lampu merah
Pemuda Shaleh:
Kalian
semua berhenti! Jangan kalian mengakhiri hidup kalian! Tuhan masih memberikan
kesempatan kepada kalian untuk menjalani hidup.
Gadis:
Kau lagi,
kau lagi. Masih saja kau berusaha menceramahiku. Apa kau tidak tahu kalau
hidupku ini sudah sia-sia. Sudah tidak ada yang menyayangiku. Jiwa ini hampa
tanpa kasih sayang.
Pemuda Shaleh:
Bukankah ada Ayah dan Ibumu yang selalu menunggumu di rumah?
Gadis:
Ayah
Ibuku tidak pernah peduli denganku! Mereka selalu sibuk dengan urusan pekerjaan
mereka Tidak ada satupun yang menyayangiku di dunia ini!
Pemuda Shaleh:
Tapi, masih ada orang yang menyayangimu. Orang itu adalah Aku. Aku yang selama ini selalu memperhatikanmu
dan selalu mengawasimu. Aku janji jika kau tidak jadi bunuh diri Aku akan
memberikanmu kasih sayang yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya. Jadilah
istriku!
Pembantu:
Nyonya. Berhentilah, Nyonya. Saya mohon. Tidak ada gunanya Nyonya melakukan hal
itu semua. Ingatlah dengan anak-anak nyonya.
Wanita:
Apa
gunanya aku bagi anak-anak sedangkan Ayah mereka tidak memperdulikan mereka.
Pembantu:
Kalau
begitu Nyonyalah yang harus memberikan perhatian pada mereka. Tolonglah Nyonya.
Kasihani mereka. Apa jadinya anak-anak bila tidak ada satupun yang menyayangi
mereka.
Cucu:
Nek
berhentilah bunuh diri, Nek.
Nenek:
Hartaku
sudah habis karena pemuda itu. Dasar pemuda sialan! Sekarang aku hanya Gembel
yang terlunta-lunta di jalan. Aku hanya menjadi sampah di dunia ini!
Cucu:
Nenek.
Masih ada harta yang lebih bernilai di dunia ini. Harta itu adalah keluarga
Nenek. Keluarga Nenek masih memperdulikan Nenek!
Cucu:
Diam kamu!
Kamu itu masih kecil belum tahu apa-apa.
Gadis:
Kau
berbohong! Semua pria sama saja. Sama-sama tukang bohong! Semuanya hanya
memperdulikan urusan kelamin mereka!
Pemuda Shaleh:
Aku tidak perduli dengan hal-hal tidak jelas itu. Yang kupedulikan hanyalah kamu. Aku
membutuhkanmu untuk selalu di sisiku.
Gadis:
Tidak!
Aku tidak pernah percaya dengan laki-laki!
Pemuda Shaleh:
Sejak kapan aku berbohong padamu? Seumur hidupku tidak pernah membohongimu.
Percayalah padaku.
Gadis:
Kau janji
kan?
Pemuda Shaleh:
Demi Tuhan aku berjanji akan selalu menyayangimu.
Wanita:
Anakku!
Kenapa aku harus melakukan dosa ini. Aku rindu dnganmu anakku!
Pembantu:
Ayolah
Nyonya kembalilah demi anak nyonya.
Gadis lalu
kembali ke sisi dalam jembatan, menjauhi tepi jembatan mendekat ke pemuda
shaleh.Wanita juga melakukan hal yang sama. Namun, nenek masih saja di tepi
jembatan.
Nenek:
Kalian
terlalu bodoh! Mau saja percaya omongan lelaki! Lebih baik aku saja yang
terjun! (hendak bunuh diri)
Cucu:
Hentikan!
(cucu lalu memaksa Nenek untuk berhenti bunuh diri.
Cucu lalu menarik tubuh
Nenek menjauhi tepi jembatan.
Nenek:
Hentikan!
Hentikan! Hentikan! (Nenek berteriak meraung keras lalu menangis histeris)
Musik penuh
nuansa penuh keharuan terdengar di seluruh panggung. Gadis dan Wanita lalu
menangis membayangkan dosa besar yang hampir saja mereka lakukan.
BLACKOUT
TAMAT
Jambi, 24 Februari 2016 – 30 Maret 2016
Biodata Penulis:
Saya Febrianiko
Satria lahir di Jambi, 11 Februari 1995. Saat ini aktif sebagai Ketua Komunitas
Berani Menulis (KOMBES) dan aktif berteater di Sanggar Seni Sialang Rayo. Kumpulan
karyanya dimuat dalam beberapa antologi diantaranya: Rumah Cinta (2015),
Buntung (2016), Siginjai Kata-Kata (2016), Senandung Dua Warna (2016) dan Kicau
[H]ayat (2016). Naskah lakonnya yang pernah dipentaskan adalah Putri Ayu (2016)
dan Dul Muluk: Duduk Tegak Bersamo (2016). Pernah mewakili Jambi dalam Pekan
Seni Mahasiswa Nasional XIII cabang Penulisan Naskah Lakon di Kendari, Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Saat ini tinggal di Perumahan Bogenville Lestari Blok CE
04, RT 23, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Provinsi
Jambi, Bisa dihubungi lewat Nomor Ponsel 082380968237 dan email:
febrianiko.satria@gmail.com
Komentar
Posting Komentar