Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Didikte dan Mendikte

Gambar
sumber gambar: pixabay.com Pernahkah kamu merasakan hal ini: Di sebuah seminar para pejabat berkata panjang lebar tentang pencapaian-pencapaiannya misal dalam bidang pertanian. Sementara kamu orang biasa yakni anak petani miskin hanya mendengar saja tanpa bisa mengatakan kondisi di lapangan yang nyatanya berbeda jauh dengan apa yang dikatakan pejabat. Kau dalam hati merasa jengkel. Oh seandainya aku menjadi pejabat, aku tidak akan begitu. Aku akan menjadi pejabat yang baik yang benar-benar mendengar keluhan petani biasa seperti orang tuamu. Untuk mencapai hal itu kau lalu berusaha dengan segala cara agar kau bisa menjadi pejabat. Kau mulai berusaha lebih keras belajar dibanding siapapun. Kau juga berusaha membangun berbagai jaringan agar kelak impianmu terwujud. Hal ini berlanjut hingga kau kerja. Kau bekerja keras sembari membangun jaringan yang memungkinkan dirimu agar bisa jadi pejabat. Waktu berlalu, akhirnya kau menjadi pejabat seperti yang kau idamkan dulu. Cela

Tukang Parkir dan Kenangannya

Gambar
sumber gambar: pixabay.com Lagi ribut-ribut masalah parkir jadi teringat dengan tukang parkir yang dulu jaga toko makanan dekat sekolah. Beginilah ceritanya, sebagai anak sekolah yang tak memiliki motor. Saya terbiasa diantar ke sekolah  dan di jemput orang tua dari sekolah. Terkadang orang tua memiliki kesibukan. Nah kalau sudah begitu saya harus menunggu hingga di jemput. Di dekat sekolah ada sebuah toko roti yang dijaga oleh tukang parkir. Untuk toko makanan kelas elit hal ini memang sudah hal biasa kalau toko makanan seperti itu ada tukang parkirnya. Singkat cerita waktu itu tukang parkirnya yang bertato, bertindik dan tampang mirip preman mendekati saya. Sebagai anak culun dan kuper. Tentu saja saya takut dengan laki-laki itu. Laki-laki itu menghampiri saya dan kami berkenalan. Percakapan mengalir begitu saja dan saya lupa detilnya. Esoknya orang tua telat lagi menjemput saya. Saya nongkrong lagi di samping sekolah. Tukang parkir itu menghampiri saya lagi minta ban