Didikte dan Mendikte

sumber gambar: pixabay.com


Pernahkah kamu merasakan hal ini: Di sebuah seminar para pejabat berkata panjang lebar tentang pencapaian-pencapaiannya misal dalam bidang pertanian. Sementara kamu orang biasa yakni anak petani miskin hanya mendengar saja tanpa bisa mengatakan kondisi di lapangan yang nyatanya berbeda jauh dengan apa yang dikatakan pejabat.

Kau dalam hati merasa jengkel. Oh seandainya aku menjadi pejabat, aku tidak akan begitu. Aku akan menjadi pejabat yang baik yang benar-benar mendengar keluhan petani biasa seperti orang tuamu.

Untuk mencapai hal itu kau lalu berusaha dengan segala cara agar kau bisa menjadi pejabat. Kau mulai berusaha lebih keras belajar dibanding siapapun. Kau juga berusaha membangun berbagai jaringan agar kelak impianmu terwujud.

Hal ini berlanjut hingga kau kerja. Kau bekerja keras sembari membangun jaringan yang memungkinkan dirimu agar bisa jadi pejabat. Waktu berlalu, akhirnya kau menjadi pejabat seperti yang kau idamkan dulu.

Celakanya kau malah menjadi bangga dengan pencapaianmu. Kau mulai membanggakan berbagai pencapaianmu kepada orang lain. Ketika seminar di desa-desa, kau malah mendiktekan berbagai teorimu tanpa memperdulikan situasi yang dihadapi petani. Keluhanmu ini didengar oleh anak petani hingga akhirnya ingin mengubah keadaan seperti halnya dirimu dulu.

Apakah kamu tidak merasa jengkel mendengar contoh tadi? Tenang kamu tidak sendiri, Soe Hok Gie yang merupakan aktifis era Sukarno hingga Soeharto pernah merasakan kejengkelan yang sama. Ketika era Soekarno, Soe Hok Gie bersama teman-temannya sesama aktifis mahasiswa berusaha menurunkan era Soekarno.

Sialnya ketika era Soehato naik, teman-teman Soe Hok Gie sesama aktifis menjadi anggota dewan dan berperilaku koruptif. Perihal yang dibenci Soe Hok Gie dan kawan-kawannya dulu malah dilakukan ketika naik tahta. Sebagai balasannya Soe Hok Gie memberikan lipstik dan cermin sebagai kritik terhadap teman-teman seperjuangannya.

Betapa banyak orang yang membenci golongan lain yang berkuasa karena menganggap golongan itu busuk hingga berusaha keras agar golongan itu tidak berkuasa lagi. Celakanya ketika orang ini berhasil menurunkan golongan yang dibencinya dan menjadi orang berkuasa, dia malah menjadi orang yang dia benci dulu.

Ah, kenapa hal ini bisa terjadi ya? Apakah hal ini tidak bisa dicegah? Hm, mari kita tanyakan ini ke rumput yang bergoyang.


Pertama kali dipublikasikan di puntungkolektif.com https://puntungkolektif.com/didikte-dan-mendikte/ pada 26 Januari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok