Naskah Lakon: Meriam Si Jimat dan Gong Si Timang
Naskah lakon ini sudah dikurasi oleh Yusra Dewi, Irma Suryani dan Armiwati. Naskah ini memenangkan juara 1 Pekan Seni Mahasiswa Daerah Provinsi Jambi Cabang Penulisan Naskah Lakon tahun 2016.
MERIAM SI JIMAT DAN GONG SI TIMANG
KARYA: FEBRIANIKO SATRIA
Dramatic Personae:
1.
Tumenggung Merah
Mato: Memiliki tubuh yag tegap, memiliki kulit sawo matang. Memiliki sifat
bijaksana, penyayang dengan anak namun tidak memiliki keikhlasan.
2.
Istri Tumenggung: memiliki
wajah yang cantik. Berusia tua. Memiliki
kulit sawo matang, penyayang dan setia dengan suami.
3.
Raden Kuning Megat:
patuh kepada orang tua.
4.
Tumenggung
Temuntan: Licik, memiliki kulit sawo matang, berhati-hati.
5.
Orang Kayo Hitam:
memiliki kulit gelap seperti orang afrika, bijaksana, ganas dalam bertarung.
Memakai sorban dan jubah serta keris terselip di punggungnya.
6.
Mayang Mangurai:
memiliki kulit sawo matang, pemalu dan setia dengan suami.
7.
Jenang: Setia
kepada pimpinan
Adegan 1
FADE IN
Lampu biru menyoroti sebuah meriam dan sebuah gong yang
ada ditengah panggung. Terdengar suara bunyi Gong yang berbunyi dan suara
ledakan tembakan meriam silih berganti.
Perlahan-lahan suara itu berhenti. Suara meriam berganti menjadi
suara bunyi lonceng yang dipukul sesekali. Bel lalu berhenti terdengar
senandung lagu Orang Kayo Hitam dinyanyikan sangat lirih.
Vokal:
Mayang Mangurai istri setio
Anak Tumenggung Merah Mato
Meriam Si Jimat Penjelmaannyo
Gong Si Timang pulo Ibunyo.
Lampu sorot berganti menjadi lampu blitz yang
berkelap-kelip menyinari panggung. Asap keluar perlahan-lahan lalu lama
kelamaan menebal.
Tiba-tiba sesosok pria dan wanita berdiri namun masih
tampak kabur di tutup oleh asap. Asap perlahan-lahan menghilang dari panggung.
Lampu blitz berhenti. Lampu biru menyoroti sepasang suami istri tersebut.
Musik Krinok mengiringi percakapan suami istri itu.
1.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Kenapa kau masih begini? Kenapa kau masih saja tidak mau
mengikhlaskan Mayang Mangurai sama sekali?
2.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Sampai kapanpun Aku masih tidak rela Mayang Mangurai
harus menikahi lelaki hitam, jelek yang datang Ujung Jabung itu. Masa anakku
yang cantik harus menikah dengan pemuda jelek seperti dia? Itu seharusnya tidak
boleh terjadi.
3.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Kenapa tidak rela? Apakah Tumenggung lupa sudah berapa
lama kita dikutuk menjadi sebuah meriam dan sebuah gong? Kita ini sudah dikutuk
menjadi meriam dan gong beratus tahun lamanya karena ketidak ikhlasan Tumenggung.
4.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Biarlah Aku menyimpan rasa dendam ini selama-lamanya
hingga kiamat mendatangiku.
5.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Tumenggung, sebenarnya Dewa-dewa sudah marah atas tingkah
lakumu. Dewa-dewa masih marah karena kau menyimpan dendam yang berlarut-larut
hingga jutaan bahkan milyaran purnama. Sudahlah sebaiknya Tumenggung ikhlaskan
saja.
6.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Ah tidak mungkin Dewa-dewa marah atas tindakanku . Kau
tentu tahu sendiri bukan? Orang Kayo Hitam itu sangat berbeda keyakinan dengan
kita. Dewa-dewa tentu masih berpihak kepadaku daripada orang kafir itu.
7.
ISTERI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Kalaupun misalnya dewa-dewa tidak rela kenapa kita berdua
tetap dikutuk menjadi sebuah Meriam dan sebuah Gong?
8.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Entahlah Aku juga tidak mengerti dengan kehendak dari
dewa-dewa.
Adegan 2
9.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Kalau ku ingat-ingat kembali lelaki yang ingin menikahi
anak gadisku itu datang berombongan dengan sebuah kapal. Dia memakai sebuah
surban dan tangannya memegang sebilah keris.
FADE OUT
FADE IN
Setting panggung berubah menjadi sebuah tempat di sebuah
perkampungan ditengah hutan. Lampu kuning menyinari panggung. Tampak Orang Kayo
Hitam datang bersama dengan rombongannya. Tumenggung Merah Mato, istri dan
anaknya Tumenggung Temuntan menyambut kedatangan orang asing bagi mereka.
10. ORANG KAYO HITAM
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tumenggung Merah Mato beserta seluruh warga kampung
menjadi kaget dengan ucapan yang dikatakan oleh Orang Kayo Hitam. Mereka saling
bertanya satu sama yang lain tentang arti dari ucapan yang telah dikatakan
Orang kayo Hitam.
11. TUMENGGUNG MERAH MATO
Mendengar ucapanmu tampaknya Ananda bukan berasal dari
sini. Ananda pasti berasal dari negeri yang sangat jauh dari Air Hitam. Katakan
siapa dirimu sebenarnya?
12. Orang Kayo Hitam
Orang Kayo Hitam Ananda punya nama. Ananda adalah Raja
dari Kerajaan Jambi. Ananda datang dari Ujung Jabung, jauh dari ini. Ananda
sebenarnya datang kesini karena saya menyebarkan Agama Islam di aliran Sungai
Air Hitam ini.
13. TUMENGGUNG MERAH MATO
Maaf Pemuda Mamando tidak mengenal agama yang kau katakan
barusan. Karena Ananda tadi telah meperkenalkan dirimu. Maka Mamando akan
memperkenalkan diri. Tumenggung Merah Mato, beta punya nama. Raja yang
menguasai aliran Sungai Air Hitam ini. Aku adalah keturunan dari Dewa-dewa.
14. RADEN KUNING MEGAT
Raden Kuning Megat saya punya nama. Putra dari Tumenggung
Merah Mato.
15. TUMENGGUNG MERAH MATO
Mamando yakin Ananda tampak kelelahan karena Ananda baru
saja berjalan jauh. Marilah ikut Mamando ke rumah Kami telah menyiapkan
hidangan sekedarnya sekalian kau
beristirahat.
16. ORANG KAYO HITAM
Terimakasih Tumenggung telah berbaik hati menerima kami
sebagai tamu tuan. Kami dari Kerajaan Jambi sangat berterima kasih atas
kebaikan yang Mamando berikan kepada kami.
FADE OUT
FADE IN
Lampu beralih ke Tumenggung Merah Mato dan Istrinya.
Tumnggung Merah Mato tersadar dari ingatannya. Lampu warna biru menyinari
panggung diiringi musik sedih.
17. TUMENGGUNG MERAH MATO
Aku ingat lelaki
itu. Lelaki itu ingin menyebarkan agama yang asing ke wilayah kekuasaanku.
Agama itu seharusnya tidak muncul ke tempatku. Itu juga yang membuatku tidak
ingin menerima dia sebagai menantuku. Agamanya sangat jauh berbeda dengan
keyakinan yang selama ini kami anut. Keyakinan yang selama ini kami pegang
teguh selama jutaan purnama yang terus berganti.
18. ISTRI TUMENGGUNG MATO
Apa hanya karena dia berbeda keyakinan dengan kita lantas
kau menolaknya sebagai menantumu? Kenapa kau begitu tidak menyetujui hal
itu?
19. TUMENGGUNG MERAH MATO
Sekali tidak boleh tetap tidak boleh. Aku ini adalah
Tumenggung. Aku adalah raja yang akan dicontoh oleh kaumku. Aku harus
memberikan contoh kepada masyarakatku untuk tidak menikahi kaum yang berbeda
keyakinan dengan kita.
20. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Ah Itu semua hanya alasanmu saja agar menolak Orang Kayo
Hitam agar menjadi menantumu.
21. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tentu bukan itu saja yang menjadi alasanku. Dewa-dewa
juga pasti akan marah jika aku menikahkan dia yang berbeda keyakinan dengan
kita.
22. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Aku tidak percaya kalau dewa-dewa akan menolak. Aku yakin
itu hanya akal-akalanmu saja agar menolak perjodohan itu. Apa kau sudah
bertanya dengan Malim. Orang yang menjadi penghubung antara kita dan dewa-dewa?
Orang yang mengurusi dan mengawasi segala bentuk dan tata cara penyembahan dari
kaum kita?
23. TUMENGGUNG MERAH MATO
Aku belum bertanya kepada dia. Aku belum sempat bertanya
karena perjodohan itu berlangsung dengan cepat
24. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Bagaimana kau bisa menentukan apakah dia diterima atau
tidak oleh dewa-dewa sementara kau belum bertanya hal ini kepada Malim? Apa
yang kau putuskan pasti bukan atas keinginan dewa-dewa melainkan atas keinginan
dirimu sendiri. Kau tidak jelas dalam mengambil keputusan.
25. TUMENGGUNG MERAH MATO
Diam! Ini semua demi menjaga keyakinan kita secara turun
menurun agar anak cucu kita tetap berada dalam keyakinan yang sama dengan nenek
moyangnya.
26. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Seharusnya kau membiarkan mereka mengikuti keyakinan
mereka sendiri berdasarkan hati nurani mereka. Keyakinan adalah hak asasi yang
diberikan oleh Dewa-dewa. Keyakinan di miliki setiap diri mereka sendiri. Tidak
ada satupun yang boleh mengatur hal itu.
27. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tetapi aku adalah Tumenggung, raja dari setiap diri
mereka. Orang yang mengatur mereka sekaligus menghukum mereka.
28. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Sekalipun kau adalah Tumenggung, kau tetap tidak boleh
mengatur keyakinan mereka. Meskipun kau adalah raja dari diri mereka
masing-masing, kau tetap tidak pantas memaksakan kehendakmu terhadap rakyatmu.
Adegan 3
29. TUMENGGUNG MERAH MATO
Bukan itu saja yang menjadi pertimbanganku untuk
menolaknya sebagai menantuku. Dia memiliki sifat bengis. Kau ingat ketika aku
dan anakmu Raden Kuning Megat bertarung menunjukkan kesaktian diri
masing-masing? Kau lihat sendiri dia begitu kuat dan beringas dalam menghadapi
lawan-lawannya.
30. ISTRI TUMENGGUNG
Ini pasti cuma alasanmu saja.
FADE OUT
FADE IN
Setting panggung kembali berubah menjadi sebuah
perkampungan. Ada rumah kayu dimana-mana.
Lampu merah menyinari Tumenggung Merah Mato, Raden Kuning
Megat, Orang Kayo Hitam dan rombongannya yang sedang beristirahat setelah
menyantap makanan pemberian raja-raja.
31. ORANG KAYO HITAM
Terima kasih kepada Mamando yang telah memberikan makanan
kepada kami.
32. TUMENGGUNG MERAH MATO
Itu sudah sewajarnya Mamando lakukan karena Ananda adalah
tamu.
33. ORANG KAYO HITAM
Terima kasih Mamando baik sekali.
34. TUMENGGUNG MERAH MATO
Berhubung Ananda datang dari negeri yang jauh tentu Mamando ingin mengetahui kehebatan Ananda
dalam menghadapi setiap musuh yang menganggu ketentraman negeri tuan.
35. Orang Kayo Hitam
Ananda tidak memiliki kemampuan seperti yang Mamando harapkan.
36. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ah tidak mungkin Ananda tidak memiliki kemampuan lebih
dalam bertarung. Apalagi Ananda adalah
raja dari Kerajaan Jambi. Sudah pasti tuan memiiki kemampuan lebih.
37. ORANG KAYO HITAM
Baiklah kalau Mamando memaksa.
38. TUMENGGUNG MERAH MATO
Sebagai awalan Ananda akan melawan pemuda-pemuda yang
sakti di aliran Sungai Air Hitam ini. Jenang, turunkan semua pemuda-pemuda
hebat yang ada di kampung kita!
39. JENANG
Baik Tumenggung.
Jenang lalu memanggil berbagai pemuda-pemuda yang tinggal
di Air Hitam untuk berkumpul. Pemuda yang tubuhnya kekar, kurus, gemuk, besar,
tinggi dari berbagai rumah berkumpul di
rumah Tumenggung Merah Mato. Setelah terkumpul mereka berkumpul mengelilingi Orang
Kayo Hitam.
40. ORANG KAYO HITAM
Ayo lawan aku!
Musik tabuhan drum ataupun jimbe mengisi suasana panggung
yang tegang. Satu persatu pemuda bertarung melawan Orang Kayo Hitam. Pertama
pemuda bertubuh kurus melawan Orang Kayo Hitam tetapi kalah. Lalu dilanjutkan
oleh pemuda bertubuh gemuk melawannya namun tetap gagal. Lalu pemuda bertubuh kekar melawan Orang Kayo
Hitam namun tetap saja gagal.
41. ORANG KAYO HITAM
Tampaknya hanya ini kemampuan dari orang-orang Mamando.
Pemuda-pemuda lalu mengeluarkan berbagai senjata tajam
untuk mengalahkan Orang kayo Hitam. Namun, Orang Kayo Hitam sangat kebal dari
berbagai senjata. Satu persatu pemuda kewalahan dan babak belur dikalahkan
Orang Kayo Hitam.
42. TUMENGGUNG MERAH MATO
Karena Ananda berhasil mengalahkan semua anak buah
Mamando. Mamando persilahkan Ananda untuk melawan anak Mamando Raden Kuning
Megat.
Tumenggung Temuntan berdiri lalu melawan Orang Kao Hitam.
Pertarungan mereka berdua berjalan dengan sengit. Tumenggung Merah Mato lalu
mengucapkan berbagai mantra untuk melawan Orang Kayo Hitam. Namun Orang Kayo
Hitam terlalu kuat sehingga semua mantra yang dikeluarkan menjadi sia-sia.
43. RADEN KUNING MEGAT
Cukup aku menyerah. Kau terlalu kuat untukku.
44. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tampaknya tinggal Mamando sendiri. Mamando tidak mungkin
kalah melawan Ananda karena Mamando adalah penguasa dari Air Hitam ini.
Tumenggung Merah Mato berhadapan melawan Orang Kayo
Hitam. Tumenggung Merah Mato mengeluarkan berbagai kesaktiannya untuk melawan
Orang Kayo Hitam tetapi gagal. Tumenggung tidak putus asa. Dia lalu mengucapkan
berbagai mantra keramat dari leluhur untuk menumbangkan Orang Kayo Hitam. Namun
hasilnya tetap saja Orang Kayo Hitam terlalu sulit untuk dikalahkan. Tumenggung
lalu mengeluarkan senjata. Orang KayoHitam tidak mau kalah begitu saja. Dia
lalu mengeluarkan Keris Siginjai untuk mengalahkan Tumenggung.
Tumenggung Merah Mato terbaring di tanah. Dia tidak mampu
melawan kesaktian Orang Kayo Hitam.
45. TUMENGGUNG MERAH MATO
Mamando mengaku kalah. Ananda terlalu kuat. Ananda
memenangkan pertarungan ini.
FADE OUT
FADE IN
Lampu biru kembali fokus pada Tumenggung Merah Mato dan
Istrinya.
46. ISTRI TUMENGGUNG
Bilang saja kalau kau tidak mau mengakui kalau dia lebih
hebat darimu bukan?
47. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ah seandainya dia tidak mengeluarkan kerisnya itu sudah
pasti aku bisa mengalahkannya.
48. ISTRI TUMENGGUNG
Seingatku bukankah senjatamu juga kau beri berbagai macam
mantra keramat agar bisa mengalahkan Orang Kayo Hitam.
49. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tidak ini berbeda. Keris itu memiliki kekuatan yang
sangat tinggi sehingga senjataku sangat kesulitan menghadapi senjatanya.
50. ISTRI TUMENGGUNG
Bukankah kau juga dilindungi dewa-dewa?
51. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ya Tapi dewa-dewanya terlalu kuat untuk kuhadapi.
Adegan 4
52. ISTRI TUMENGGUNG
Kuingat setelah itu kita memperkenalkan anak kita Mayang
Mangurai kepadanya.
53. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ya kau benar. Sayangnya itu adalah keputusanku yang buruk
FADE OUT
FADE IN
Lampu kuning menyinari Tumenggung Merah Mato, Raden
Kuning Megat dan Orang Kayo Hitam yang sudah selesai bertarung.
54. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ananda sebagai raja dari Kerajaan Jambi benar-benar terbukti
kesaktiannya. Buktinya Mamando dan semua pasukan berhasil dikalahkan.
55. ORANG KAYO HITAM
Ah Mamando terlalu memuji. Mamando juga hebat. Ananda
saja tadi kesulitan menghadapi kekuatan Mamando.
56. TUMENGGUNG MERAH MATO
Ananda benar-benar orang yang rendah hati. Mamando sangat
salut dengan Ananda.
57. ORANG KAYO HITAM
Terima kasih Tumenggung. Oh iya sebelum sampai di negeri
ini Ananda ada melihat sehelai rambut terikat di ranting kayu yang mengambang
di Sungai Air Hitam. Ananda ingin mencari siapakah gadis dara yang memiliki
rambut indah itu Tumenggung.
58. TUMENGGUNG MERAH MATO
Sepertinya orang yang memilki rambut indah itu adalah
Mayang mangurai yang merupakan putri Mamando. Dia adalah adik dari Raden Kuning
Megat. Dia memang memiliki rambut yang panjang sekali.
59. ORANG KAYO HITAM
Kalau begitu tolong perkenalkan Ananda kepada anak
Mamando.
Tumenggung Merah Mato tidak langsung menyanggupi
permintaan dari Orang Kayo Hitam. Dia masih berpikir ingin memperkenalkannya.
Tumenggung Merah Mato takut kalau anak gadisnya harus dinikahi oleh pria berkulit
hutam itu.
60. ORANG KAYO HITAM
Tolonglah Mamando perkenalkan Ananda dengan anak Mamando.
61. TUMENGGUNG MERAH MATO
(berpikir) baiklah tolong Ananda tunggu disini sebentar. Mamando
akan memperkenalkan Ananda dengan anak Mamando. Mayang kemarilah. Ada Raja dari
Kerajaan Jambi ingin berkenalan denganmu.
Mayang Mangurai masuk ke dalam panggung. Mayang tampak
malu-malu bertemu dengan Orang Kayo Hitam. Mayang lalu duduk disebelah ayahnya.
Lampu kuning berganti merah jambu menyoroti panggung.
62. TUMENGGUNG MERAH MATO
Perkenalkan ini adalah Mamando saya Mayang Mangurai. Dia
adiknya Raden Kuning Megat.
63. MAYANG MANGURAI
Mayang Mangurai beta punya nama. Anak Tumenggung.
64. ORANG KAYO HITAM
Mayang Mangurai. Namamu benar-benar cantik seperti dirimu.
Tadi sebelum Beta sampai disini. Beta menemukan rambutmu terikat di ranting
kayu.
65. MAYANG MANGURAI
Oh. Tadi ketika aku mandi di sungai tidak sengaja rambut
saya terikat oleh ranting kayu. Beta berusaha keras untuk melepaskannya namun
tidak bisa. Akhirnya Ku paksa untuk melepaskannya. Akhirnya rontoklah rambut
Beta. Rambut Aku yang rontok itu saya buang ke sungai.
66. ORANG KAYO HITAM
Oh pantas saja rambut indah ini milikmu. Rambut dari
putri raja yang sangat cantik jelita.
67. MAYANG MANGURAI
Tuan bisa saja (malu-malu)
68. ORANG KAYO HITAM
Begitu beruntungnya Sungai Air Hitam memiliki putri
cantik sepeti dirimu. (kepada Tumenggung Merah Mato) Mohon maaf Mamando, Ananda
harus permisi. Ananda harus kembali ke kerajaan untuk mengurusi kerajaan.
Bolehkah Ananda titpkan seorang Guru Agama disini?
Lampu merah jambu berganti menjadi lampu kuning.
69. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tentu boleh. Kami akan menjaga Guru Agama itu.
70. ORANG KAYO HITAM
Kalau begitu Ananda permisi dulu. Assalamu alaikum.
71. TUMENGGUNG MERAH MATO
Silahkan, Ananda.
Orang Kayo Hitam lalu undur diri untuk pulang ke Kerajaan
Jambi. Tumenggung Merah Mato, Raden Kuning Megat dan pemuda-pemuda turut
mengantarkan Orang Kayo Hitam menuju kapal.
BLACKOUT
Adegan 5
Lampu ungu hidup menerangi Orang Kayo Hitam pergi
menghadap Tumenggung Temuntan, saudara dari Tumenggung Merah Mato agar dia bisa
menikah dengan Mayang Mangurai.
72. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Ada apa Raja dari Kerajaan Jambi datang ke tempatku?
73. ORANG KAYO HITAM
Ananda sengaja datang menghadap Tumenggung, raja dari
Sungai Tembesi guna meminta bantuan Tumenggung untuk menikahkan saya dengan
Mayang Mangurai putri Tumenggung Merah Mato.
74. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Mamando mengerti maksud kedatanganmu. Namun, sebagai
ninik mamak dari keluarga Tumenggung Merah Mato Mamando meminta waktu untuk membicarakan
masalah ini kepada saudaraku Tumenggung Merah Mato. Kembalilah tiga hari lagi
untuk mengetahui hasilnya.
75. ORANG KAYO HITAM
Baiklah. Ananda akan kembali tiga hari lagi untuk menemui
Tumenggung.
BLACKOUT
Lampu hijau hidup menyinari Tumenggung Temuntan menghadap
saudaranya Tumenggung Merah Maton di rumah Tumenggung Merah Mato. Tampaknya
Tumenggung Merah Mato sedang pusing memikirkan nasib anaknya.
76. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Kemarin Orang Kayo Hitam menghadapku. Dia ingin melamar
anakmu Mayang Mangurai.
77. TUMENGGUNG MERAH MATO
Oh Raja dari Ujung Jabung itu. Sebenarnya saudaraku, Aku
tidak setuju dia menikah dengan putriku yang cantik jelita itu.
78. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Ya aku juga tidak setuju dengan pernikahan ini. Tetapi sayangnya
dia sudah terlanjur menghadapku untuk membicarakan pernikahannya. Bagaimana
cara kita menolaknya?
79. TUMENGGUNG MERAH MATO
Kita harus berhati-hati dalam menolaknya jangan sampai
kita menyakiti hatinya. Apalagi dia orang yang sangat kuat. Bisa-bisa dia
merusak kerajaan kita jika kita menolaknya.
80. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Jadi, Bagaimana caranya?
81. TUMENGGUNG MERAH MATO
Kita suruh saja hal-hal yang tidak mungkin akan dicapai
olehnya. Seperti ini emas selesung pesuk, Seruas buluh telang dan selengan baju
serta kepala tungau segantang ulang-aling. Aku yakin dia tidak akan bisa
menyanggupinya.
82. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Ya aku setuju dengan syaratmu itu, saudaraku. Dengan ini
dia tidak mungkin bisa menyanggupi syarat yang mustahil itu.
BLACKOUT
Lampu ungu hidup menyinari panggung. Tiga hari berlalu
Orang Kayo Hitam menghadap Tumenggung Temuntan selaku ninik mamak dan tuo
tengganai dari keluarga.
83. ORANG KAYO HITAM
Sesuai janji Tumenggung. Ananda kembali lagi hari ini
untuk mengetahui syarat untuk menikahi Mayang Mangurai
84. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Dari maksud ananda wahai Orang Kayo Hitam, telah mamando
jalani segalo ahli waris dan suko atau setuju segalonyo idak seorangpun
menolak, karena hal iko adalah bagaikan padi jatuh ke ladungnyo atau bak kuah
telimbak ke nasi. Dari pengisian adatnyo: emas selesung pesuk, seruas buluh
telang dan selengan baju ditambah kepala tungau segantang ulang-aling. Maitulah
adatnyo mamando di siko, sudah buruk di mamake, sudah habis dimakan, sudah
bersesap berjerami, sudah berpandan berkuburan, bertitian teras bertanggo batu,
jalan bertambah nan beturut, baju berjait nan berpake, sudah gayur pinang,
sudah rekah kelapo, maitulah adat kami di siko.
85. ORANG KAYO HITAM
(berpikir keras) Baiklah Tumenggung. Ananda akan berusaha
memenuhi syarat maharnya. Tetapi karena syaratnya cukup berat. Ananda meminta
waktu untuk memenuhi maharnya.
86. TUMENGGUNG TEMUNTAN
Baiklah Mamando akan menunggu
FADE OUT
FADE IN
Lampu biru menerangi Tumenggung Merah Mato dan Istri.
87. ISTRI TUMENGGUNG
Kalian terlalu gila memberikan syarat yang tidak mungkin
dapat diselesaikan oleh siapapun.
88. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tapi itu hanya satu-satunya cara agar anakku tidak
menikah dengan orang asing.
FADE OUT
FADE IN
Adegan 6
Lampu ungu menyinari panggung. Setelah berbulan lamanya
akhrinya Orang Kayo Hita berhasil memenuhi maharnya. Dia lalu membawa mahar itu
ke Tumenggung Merah Mato
89. ORANG KAYO HITAM
Ini Mamando maharnya
90. TUMENGGUNG MERAH MATO
Bagaimana caranya Ananda mengumpulkan ini semua?
91. ORANG KAYO HITAM
Ananda memiliki berbagai sahabat yakni Raja-raja di Pulau
Jawa. Merekalah yang membantu Ananda dalam memenuhi mahar ini.
92. TUMENGGUNG MERAH MATO
Baiklah sesuai dengan janji Mamando. Mamando akan
menikahkan Ananda dengan putriku Mayang Mangurai.
Pernikahan berlangsung dengan meriah. Namun Tumenggung
Merah Mato tetap tidak rela anaknya menikah dengan Orang Kayo Hitam. Setelah
beberapa hari mereka menikah Tumenggung Merah Mato mengumpulkan mereka berdua.
93. TUMENGGUNG MERAH MATO
Kalian kini telah sah sebagai suami istri. Sekarang
Mamando akan memberikan sepasang angsa ini. Kalian berlayarlah meraungi Sungai
Batanghari. Kalian baru boleh berhenti berlayar ketika kedua angsa ini menetap
di suatu daratan. Disana kalian dirikan sebuah kerajaan baru.
94. ORANG KAYO HITAM
Baiklah Tumenggung. Kami akan menuruti kehendakmu.
95. TUMENGGUNG MERAH MATO
Berlayarlah kalian sekarang
Orang Kayo Hitam dan Mayang Mangurai lalu berlayar
menyusuri Sungai Batanghari mengikuti sepasang angsa putih pemberian Tumenggung
Merah Mato. Suatu haari Sepasang sepasang angsa putih itu berhenti di suatu
daratan.
96. ORANG KAYO HITAM
Akhirnya kita berhasil menemukan suatu daratan tempat
kita akan membuat sebuah kerajaan baru. Akan Kunamakan Kerajaan ini sebagai
Kerajaan Tanah Pilih.
Ketika Orang Kayo Hitam lalu membersihkan hutan di
daratan yang baru itu dengan parang. Ketika Orang Kayo Hitam sibuk membersihkan
hutan parangnya tiba-tiba tercacak di sebuah meriam lalu tercacak ke sebuah gong.
97. ORANG KAYO HITAM
Aneh sekali kenapa parangku tercacak di Meriam ini dan
kenapa ada gong juga terletak disini? Apakah negeri ini sudah ada yang
menempati? Tidak mungkin ini kan masih hutan belantara.
Sebaiknya aku namakan Meriam ini Meriam Si Jimat dan Gong
ini kunamakan Gong Si Timang. Mereka akan menjadi barang pusaka untuk kerajaan
ku kelak.
FADE OUT
Adegan 7
FADE IN
Lampu biru kembali menyala menyinari Tumenggung Mera Mato
dan Istri Tumenggung Merah Mato.
98. ISTRI TUMENGGUNG MERAH MATO
Itu adalah saaat dimana kita dikutuk menjadi seperti ini.
Apa kau sadar? Dewa-dewa telah memarahi kita karena perilaku burukmu yang masih
saja tidak ikhlas!
99. TUMENGGUNG MERAH MATO
Tidak mungkin dewa yang membuat kita berubah menjadi
Meriam dan Gong! Aku yakin dia Orang Kayo Hitam yang telah membuat kita menjadi
Meriam dan Gong!
100.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Kau masih saja berburuk sangka dengan Orang Kayo Hitam.
Kau lupa dia adalah pria yang baik hati. Tidak mungkin orang yang baik hati
merubah kita menjadi meriam dan gong.
101.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Bisa saja perilakunya saja yang baik hati hanya
ditampilkan di hadapan kita. Sedangkan di belakang kita dia melakukan berbagai
kerusakan di muka Bumi ini.
102.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Tidak mungkin dia melakukan kerusakan! Kau lihat apa yang
terjadi pada tanah yang kita pijak sekarang? Tanah yang kita pijak berubah
menjadi semakin maju dan lebih baik daripada ketika kau berkuasa. Apa kau masih
tidak menyadarinya?
103.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Ya kau benar. (menangis) Sayangnya dewa-dewa telah
mengutuk kita menjadi Meriam dan Gong. Tidak ada yang bisa menghentikan kutukan
dari dewa.
104.
ISTRI TUMENGGUNG
MERAH MATO
Sudahlah penyesalan memang selalu datang terlambat. Yang
penting kau sudah mengikhlaskan Mayang Mangurai menikah dengan Orang Kayo
Hitam.
105.
TUMENGGUNG MERAH
MATO
Ya aku ikhlas. Aku mengikhlaskan dia menikah dengan Orang
Kayo Hitam.
Lampu blitz tiba-tiba berkedip terus menerus. Asap
kembali muncul ke panggung. Di panggung tiba-tiba muncul sebuah meriam dan
sebuah gong.
BLACKOUT
Jambi, 19 Juli 2016 - 05 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar