Mimpi Menjadi Penulis Hebat di Wilayah Malas Baca

Mimpi Menjadi Penulis Hebat di Wilayah Malas Baca
Oleh: Febrianiko Satria

Aku terbangun dari tidurku. Kudapati diriku menjadi penulis hebat. Buku-bukuku menjadi best seller disetiap negara seluruh dunia. Aku berhasil mendapat Penghargaan Nobel Sastra tahun ini. Di sebuah konferensi pers tentang perilisan terbaru novelku berjudul "Metamorgenesis: Kecoa Ingin Menjadi Presiden" aku diajukan beberapa pertanyaan. Beberapa diantaranya sebagai berikut ini:

Bagaimana rasanya hidup di wilayah yang orang-orangnya malas baca?
Ya beginilah. Sedikit-sedikit emosian. Senggol dikit bacok. Setiap orang ingin didengarkan tanpa mau mendengar. Itu baru mendengar lho belum lagi membaca. Ada lagi yang bangga dengan uangnya yang banyak tapi giliran beli buku jawabannya mahal! mendingan buat beli yang lain aja.

Menurut anda kenapa Indonesia itu malas membaca?
Sebenarnya kita itu tidak malas baca. Baru bangun tidur kita buka hp. Baca chatan dari teman. Lalu bujuk-bujuk pacar untuk bangunin dia. Lalu buka sosmed seperti FB dan Instagram. Nah itu pasti baca tulisan disana.

Berarti ga malas-malas amat ya?
Iya begitulah. Masa pengguna Facebook terbanyak di dunia malas baca? Kan Facebook kebanyakan tulisan daripada gambar. Nah masalahnya kita cuma suka baca status Facebook ketimbang baca buku. Setiap kiriman di Facebook itu kan ga jelas siapa orangnya. Siapa tau itu cuma tulisan anak SD mau belajar ngarang. Eh terbaca oleh orang dewasa umur 30-an. Dia kira itu tulisan serius. Diviralkannyalah di share ke akun dia dan tag teman-temannya. Orang yang baca status yang diviralkan merasa penting untuk mengsharenya. Ujung-ujungnya tulisan karangan anak SD tadi jadi viral di sosmed dan menganggap itu fakta. Padahal kan itu hanya karangan anak kecil. Orang tua kok bisa ditipu anak kecil?

Jadi fenomena bola salju ya?
Iya begitulah.

Menurut anda siapa sih yang melakukan hal ini selain anak SD tadi?
Bisa jadi salah satunya adalah organisasi internasional yang sedang memberontak di negara lain. Butuh bantuan dana jadi minta tolong tambahan dana untuk perang. Disebutkannya bahwa penduduk daerah ini begitu menderita karena dampak serangan tentara pemerintah. Ditunjukkannya foto-foto anak nangis hasil dapat dari Google. Dibilangnya di foto itu hasil korban tentara pemerintah. Padahal kenyataannya, tentara pemerintah itu sedang menumpas pemberontak yang ada di negaranya. Nah pemberontak ini selain share berita palsu itu juga minta sumbangan. Kita yang mengira sumbangan kita untuk bantu warga disana ternyata malah dimanfaatkan pemberontak untuk berperang. Kan kasihan hidup kita sudah susah mau nyumbang malah ngasih pemberontak. Kita kira bakal dapat pahala. Eh ternyata malah dapat dosa.

Bagaimana sih cara mengatasi hal ini?
Ya mudah aja mulailah membiasakan baca buku. Buku itu bukan barang kuno lho. Untuk awal-awal baca aja yang mudah-mudah kayak fiksi gitu. Nah dari situ perlahan-lahan membaca yang berat-berat. Memang harga buku sekarang cukup mahal. Tapi apa salahnya coba beli buku sesekali ketimbang beli kuota bergiga-giga. Sesekali juga perlu ngasih pacar buku gratis. Jangan cuma ngasih tiket boskop gratis biar mesum bareng pacar dipojokan gelap-gelapan. Salah satunya beli buku saya ini biar makin laku. Ha ha ha. Kalau ga ada uang ya minjam aja ke perpustakaan atau ke lapak baca. Tapi ingat dikembalikan. Jangan minjam tapi lupa kembalikan. Itu dosa namanya.
Tiba-tiba ada massa berkostum putih menggeruduk masuk ke ruang konferensi pers. Aku bingung kenapa mereka hendak memperkusiku? Apa salahku? Apa karena dalam novel "Metamorgenesis: Kecoa Ingin Jadi Presiden" ini aku mengejek junjungan mereka  seperti kecoa dalam novelku yang selalu jadi calon di setiap pemilihan? Atau jangan-jangan karena mereka malas baca jadi tidak tahu isi novelku sebenarnya aku mendukung mereka? Atau jangan-jangan karena....

"Bangun Niko! Bangun ini sudah pagi! Bangun bangun..." teriak mereka.
Aku terbangun lagi dari tidurku. Ternyata Mak sudah marah-marah karena aku bangun kesiangan.

"Ayo bangun cari kerja sana! Jangan bangun siang terus!" kata Makku.

Post-script: Tulisan ini terinspirasi dari Novel Metamorfosis karya Franz Kafka. Dalam novel itu diceritakan Gregor Shamsa terbangun dari tidur dan mendapati dirinya berubah menjadi Kecoa.

Pertama kali dipublikasikan di Ngota pada 11 April 2018 https://ngota.wordpress.com/2018/04/11/mimpi-menjadi-penulis-hebat-di-wilayah-malas-baca/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok