ARTIKEL MEMAHAMI BAHASA SEMESTA



 (ilustrasi dari https://campus.imcnews.id/read/memahami-bahasa-semesta-melalui-tanda)



MEMAHAMI BAHASA SEMESTA
Oleh: Febrianiko Satria



Pernahkah kalian menemukan situasi semacam ini: Anda berada di sebuah tempat makan dan menemui orang asing memesan makanan. Orang asing lalu memesan makanan dengan pemilik warung yang berbicara dengan bahasa yang berbeda sama sekali. Lalu penjual makanan menghidangkan makanan yang diinginkan orang asing tersebut? Pernahkah Anda melihat seorang manusia yang bermain bersama binatang liar seperti ular dan harimau? Pernahkah Anda membaca cerita tentang seseorang Nabi yang bisa berbicara dengan hewan, tumbuhan, angin dan api? Lantas dengan bahasa apa semua itu terjadi?
Sebagian besar dari kita pasti berpikir bahwa mereka menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris ataupun bahasa lainnya. Bukan pula bahasa isyarat yang menggunakan tangan dan wajah. Ini adalah bahasa yang  di atas bahasa manusia. Inilah yang dinamakan Bahasa Semesta.
Selanjutnya kita bertanya bagaimana cara memahami Bahasa Semesta? Jika tak ada huruf, kata, dan kalimat yang mampu menjelaskannya. Apakah kita hanya bisa bisa bertanya-tanya tanpa mendapatkan jawabannya?
Cara memahami Bahasa Semesta adalah melalui memperhatikan tanda-tanda. Tanda-tanda ada di mana-mana. Tanda-tanda ada di berita yang kita baca, anak-anak yang sedang bermain, kumpulan awan di langit ataupun lautan yang sangat tenang sekalipun. Mereka berkumpul, menyatu lalu membentuk sebuah Bahasa Semesta yang merupakan salah satu cara Tuhan menyampaikan berbagai hal kepada makhluknya.
Lalu kapankah kita pernah memahami pertanda dari Bahasa Semesta? Pernahkah kita memahami bahwa laut berbicara, angin berbicara, tanah berbicara, burung berbicara bahkan tubuh kita sendiri berbicara. Seluruh jagat raya ini berbicara dan terus berbicara kepada kita. Sempatkah kita memahaminya?
Sementara kita sibuk mengejar tujuan dunia, kita lupa bahwa danau marah kepada kita bahwa desa di dekatnya adalah sarang narkoba terbesar dengan cara meluapkan dirinya hingga seluruh rumah dan gedung terendam. Angin marah kepada manusia dengan cara menghancurkan bangunan karena membuat kerusakan. Tanah marah kepada manusia karena terlalu rakus mengejar bahan tambang untuk kepentingan beberapa golongan. Bahkan hewan liar pun marah dengan manusia karena tempat tinggal mereka terus berkurang. Apakah pertanda-pertanda besar itu luput dari kita?
Baiklah itu hanya pertanda besar yang jauh dari kita jadi wajar kita abaikan. Kita menuju tanda yang lebih dekat dengan kita. Pernahkah Anda melihat ke cermin dan melihat mata anda yang merah dan kantung mata anda membesar? Pernahkah Anda merasa kesulitan untuk hanya tidur memejamkan mata sejenak? Pertanda dari tubuh ini begitu dekat dengan kita. Apakah kita mengabaikan tubuh kita sendiri yang berbicara kepada kita?
Sesekali kita perlu duduk sejenak, memperhatikan dan memahami berberbagai hal di sekitar kita. Kita  perhatikan rumput-rumput kita yang bergoyang, kita perhatikan kucing yang bermain di pekarangan rumah. Kita perhatikan semut-semut yang membuat sarang di dinding yang tak pernah kita hampiri. Kita perhatikan angin yang semakin jarang menyentuh kulit-kulit kita.
Lalu pejamkanlah mata. Dengarkan paru-paru kita yang menghirup udara. Kita dengarkan suara jantung kita yang berusaha memompa darah ke seluruh tubuh. Rasakan setiap darah yang mengalir bolak-balik melalui arteri dan vena. Renungkanlah kita ternyata mengabaikan berbagai hal sederhana yang ada di sekitar kita. Harus sampai kapan kita berhenti mengabaikannya?
Sesungguhnya masalah hidup kita yang paling sering terjadi adalah "Pengabaian." Kita mengabaikan seseorang yang peduli dan sayang dengan kita hingga akhirnya kita memilih pasangan yang salah. Kita abaikan  berbagai aksi yang dilakukan masyarakat walau sebenarnya mereka kekurangan dari segi ekonomi. Kita abaikan genangan air karena kita sendiri lupa membuat daerah resapan air. Bahkan kita mengabaikan mata kita yang kelelahan dan mulut yang menguap hanya karena urusan dunia belum selesai. Semoga kita berhenti mengabaikan pertanda-pertanda yang terjadi di sekitar kita dan memulai semesta berbicara melalui bahasanya.


 Pertama kali diterbitkan di IMC Campus https://campus.imcnews.id/read/memahami-bahasa-semesta-melalui-tanda tanggal 23 Juli 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok