CERPEN: SIRIH YANG RETAK


SIRIH YANG RETAK
karya: Febrianiko Satria
  
sumber ilustrasi: https://campus.imcnews.id/read/sirih-yang-retak/

             Roh-roh melayang bergentayangan mengelilingi tempat ritual. Zul lalu meronta dan berteriak kesakitan. Ritual Besale1 masih terus dilakukan meskipun suasana semakin lama semakin mencekam. Mereka masih mengelilingi persembahan sembari melewati sembilan Lincak2. Tumenggung3 merasakan tubuh Zul semakin tidak bisa dikendalikan. Sepertinya, roh-roh para leluhur mulai merasuki tubuh Zul. Pemuda-pemuda yang membantu Tumenggung melakukan ritual mulai mengalami kesurupan. Satu per satu dari mereka mulai lepas ikatan ritual Besale. Mantra Sirih Layang semakin cepat dikumandangkan. Tiba-tiba mereka tersentak jatuh terkapar di tanah.

***
             Zul masih bermesraan dengan kekasihnya, Ani. Dibelainya rambut Ani yang panjang itu dengan mesra. Kadang sesekali Zul mencubit hidung mancungnya Ani. Seringkali Ani begitu manja di hadapan Zul. Sebagai lelaki Zul berusaha terlihat dewasa. Hubungan mereka begitu langgeng tanpa masalah besar.

            Waktu berlalu begitu cepat. Kisah cinta mereka berakhir kandas karena hubungan mereka tidak direstui oleh orang tua Zul karena Ani berbeda suku dengan Zul. Selain itu, Zul juga sudah dijodohkan dengan seorang wanita di kampungnya. Zul memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Ani. Ani tidak setuju dengan keputusan Zul. Ani bahkan mengajak Zul untuk kawin lari. Zul tidak mendengarkan permintaan Ani. Zul tetap memutuskan hubungannya dengan Ani.

            Ani menjadi patah hati. Segala hal termasuk hal yang istimewa yang harusnya dia jaga kini telah diberikan kepada Zul. Ani jatuh dalam kesedihan. Ani lalu mendatangi Dukun agar bisa membalaskan dendam mantan kekasihnya.

            Ani meminta dukun melakukan Doti4ke Zul. Dukun itu menyanggupinya. Dukun memberikan syarat apabila Zul mati karena serangan Doti, Ani harus memberikan tumbal berupa seekor sapi. Jika Ani tidak melakukannya, maka Ani juga akan terkena Doti yang dia kirimkan. Selain itu Ani juga harus menyiapkan berbagai bahan-bahan untuk melakukan Doti di antaranya segelas air putih dan foto korban. Mereka akan melakukannya pada malam bulan purnama.

            Malam purnama tiba, Sang Dukun lalu menyiapkan semua peralatannya. Sang dukun lalu menaruh foto Zul di bawah segelas air putih. Aura mistis segera mengelilingi ruangan itu. Gelas dalam air putih tiba-tiba berubah menjadi berwarna merah.

            “Aku sudah mengirimkan Doti ke rumah Zul. Jika Zul meninggal karena serangan Doti ini kau harus mengorbankan seekor sapi sebagai tumbal. Jika kau tidak melakukannya, maka Doti yang dikirimkan ke Zul akan kembali kepadamu,” jelas dukun.

            “Baik, Mbah,” jawab Ani.

            Zul yang sedang tertidur di kasurnya mendapat mimpi buruk. Dalam mimpinya Zul didatangi sesosok Jin bertubuh raksasa menyiksa Zul tanpa ampun. Zul terbangun dari tidurnya. Dia lalu meronta seperti kesurupan lalu berteriak menyebut nama Ani terus menerus.

***
            Hari itu Zul merasa kondisinya sudah membaik. Zul tetap memaksa pergi bekerja di kantor Lembaga Konservasi Hutan Bukit Dua Belas. Zul sudah bekerja di sini sejak tiga tahun yang lalu. Di sini dia bekerja untuk menangangani pembalakan hutan serta melakukan sosialisasi dan pendidikan untuk Orang Rimba di Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

            Ketika Zul sedang sibuk mengetik laporan, tiba-tiba Zul berbicara sendiri, “Ani, Ani, Ani,” Zul lalu tersadar dan berhenti. Randa, pria bertubuh pendek, gemuk dan berambut panjang menanyai Zul, “Zul apa kau sakit, Zul?” Zul hanya menggeleng tanpa memperdulikan. Zul tidak ambil pusing dengan masalah kesehatannya. Dia lebih memlih melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk. Dia kembali mengetik laporannya yang belum selesai. Ketika Zul lanjut kembali mengetik, tiba-tiba Zul berteriak histeris, “Ani! Ani! Ani! Ani! Ani!” Tidak lama kemudian Zul pingsan di mejanya.

            Zul lalu dibawa ke klinik. Dokter langsung segera memeriksa kondisi tubuh Zul. Dokter mengatakan bahwa Zul baik-baik saja. Randa lalu membawa Zul pulang ke rumah untuk beristirahat.

***
            Sejak saat itu, setiap hari Zul selalu mengalami hal-hal aneh. Zul jadi sering bengong sendiri. Kadang-kadang dia suka berteriak memanggil nama Ani tanpa peduli waktu dan tempat. Teman-temannya mengejeknya karena suka berteriak sesukanya. Semakin lama, penyakit Zul semakin parah. Hal ini membuat orang tua Zul menjadi semakin khawatir. Zul lalu dibawa ke berbagai klinik dan Rumah Sakit. Namun, tetap saja Zul masih sakit-sakitan. Orangtua Zul tidak menyerah. Mereka lalu membawa Zul ke pengobatan alternatif, menemui berbagai dukun. Namun, tetap saja hasilnya mengecewakan. Sepertinya Zul harus pasrah dengan penyakit yang dia derita.

            Zul lalu mendengar salah satu dukun yang sangat hebat di kampung halaman Ibunya. Orangtua Zul lalu membawa Zul untuk menemui dukun itu. Dukun itu lalu berusaha mengobati sakit yang diderita Zul. Sayangnya Zul tetap tidak bisa disembuhkan.

            Dukun itu lalu menjelaskan bahwa pelakunya adalah seorang perempuan. Tangis memecah kengerian ruangan itu. Ibu Zul lalu memeluk dan mengelus kepala anaknya. Dukun mencoba menenangkan keluarga yang diliputi kesedihan itu.

      Karena kondisi tubuh Zul tidak memungkinkan untuk bekerja, Zul memilih untuk berhenti bekerja. Sehari-hari Zul hanya di rumah membantu keluarganya berjualan di warung. Dalam lubuk hati yang dalam Zul bertanya-tanya siapakah perempuan yang tega melakukan santet kepadanya. Saat Zul tengah asyik dalam lamunannya, dia dikagetkan dengan suara dari chat BBM miliknya. Eko, sahabatnya memberitahu bahwa Ani menyelenggarakan acara syukuran di rumahnya dan Zul diundang untuk datang ke pesta itu. Dengan penuh rasa curiga Zul akhirnya mau ke acara syukuran Ani.

            Zul datang ke acara syukuran Ani ditemani Eko. Zul mengikuti pengajian yang menjadi awal dari acara syukuran. Selesai acara syukuran dilanjutkan dengan makan bersama. Zul merasa heran dengan makanan yang dihidangkan adalah daging sapi semua. Sayup-sayup terdengar sebuah gosip di kalangan Bapak-bapak bahwa keluarga Ani melaksanakan syukuran karena Ani telah melakukan santet terhadap seorang pria. Terdengar pula bahwa korbanya adalah mantan pacarnya. Zul menjadi sangat sedih mengetahui mantan pacar yang sangat disayanginya melakukan hal buruk kepadanya.

            Zul dan Eko lalu permisi pulang duluan. Zul menyalami Bapak-bapak yang ada di sana lalu pulang ke rumah menggunakan motor.

***
            Zul sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menyembuhkan sakit yang dideritanya. Kepala Lembaga Konservasi Hutan menjenguk Zul. Zul disarankan untuk menemui Tumenggung dari Bukit Dua Belas. Kepala LKH sangat yakin Tumenggung mampu menyembuhkan sakit yang Zul derita. Dia juga berjanji membantu meyakinkan Tumenggung.

            Malam berganti siang dengan begitu cepat. Zul dan Kepala LKH pergi ke Bukit Dua Belas untuk menemui Tumenggung. Disana mereka disambut dengan baik oleh Tumenggung. Awalnya mereka berbasa-basi mengenai kesehatan hutan. Kepala LKH lalu memberanikan diri untuk meminta bantuan pada Tumenggung. Tumenggung awalnya menolak karena Ritual Besale tidak boleh dilihat ke orang luar. Zul yang putus asa lalu memohon kepada Tumenggung untuk membantu menyembuhkan sakitnya. Hati Tumenggung merasa luluh. Tumenggung lalu menyetujui permintaan Zul. Ritual Besale akan dilakukan ketika bulan purnama. Sebelum melakukan ritual Zul harus mempersiapkan berbagai persembahan untuk ritual.

***
            Malam yang sunyi. Burung hantu asyik merayu Bulan Purnama dengan lagu kesunyian. Tumenggung dan semua pemuda orang rimba sibuk menyiapkan bahan-bahan persembahan. Semua bahan-bahan ditaruh di tengah-tengah. Sembilan Lincak ditaruh mengelilingi persembahan. Malim5 lalu memulai ritual Besale dengan membacakan mantra. Para pemuda membentuk barisan lurus kedepan lalu saling memegang badan satu sama yang lain. Zul yang sedang sakit ditaruh didepan lalu tubuhnya dipegang Tumenggung. Tumenggung dan orang rimba lalu membacakan mantra Sirih Layang dengan lantang sambil membawa Zul mengelilingi persembahan. Tidak lama kemudian para pemuda menjadi kesurupan dan pingsan. Malim lalu mengobati pemuda yang pingsan. Akhirnya Zul sembuh dari sakitnya.

            Sementara itu, cahaya putih aneh berputar di rumah Ani. Cahaya putih itu lalu masuk ke rumah Ani. Ani lalu berteriak keras memecah kesunyian.

TAMAT


Catatan kaki
  1. Ritual Besale adalah ritual untuk memanggil roh baik untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit.
  2. Lincak adalah alat yang digunakan untuk melakukan ritual Besale. Biasanya dalam ritual Besale digunakan sembilan lincak.
  3. Tumenggung adalah panggilan untuk Kepala Suku dikalangan Orang Rimba.
  4. Doti adalah santet yang berasal dari suku Kajang di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan yang digunakan untuk membuat orang lain sakit atau membuat orang lain menderita.
  5. Malim adalah orang yang memimpin upacara keagamaan Orang Rimba di Bukit Dua Belas



Diterbitkan pertama kali di IMC Campus https://campus.imcnews.id/read/sirih-yang-retak/ tanggal 20 Agustus 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok