Nuzulul Quran dan Sudah Seberapa Sering Membaca Daripada Serukanlah


oleh: Febrianiko Satria



Gambar oleh Afshad Subair dari Pixabay


Bertahun-tahun yang lalu seorang laki-laki sedang berdiam diri di Gua Hira. Suatu ketika sebuah malaikat turun menemuinya.
"Bacalah!"
"Aku tidak bisa membaca."
Laki-laki itu tidak bisa menuruti perintah malaikat karena sadar dia tidak bisa membaca.
"Bacalah!"
"Aku tidak bisa membaca."
Laki-laki itu kembali tidak bisa menuruti perintah malaikat.
"Bacalah!"
"Aku tidak bisa."
Malaikat lalu membacakan ayat-ayat Tuhan. Laki-laki itu menjadi ketakutan lalu pulang ke rumah menemui istrinya dan beristirahat.
Kamu tentu tahu kisah diatas adalah kisah Alquran turun pertama kali kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril. Peristiwa ini diperingati tiap tahunnya oleh seluruh pemeluk agama Islam sebagai Nuzulul Quran  di seluruh dunia.

Menarik untuk diperhatikan kenapa Jibril menyuruh Muhammad untuk membaca. Kenapa juga perintah pertama Alquran adalah membaca tidak yang lain seperti ucapkanlah?
Ada banyak sekali pembahasan ini di internet. Ketikkan saja pertanyaan "Kenapa Wahyu Pertama Alquran adalah bacalah?" di kolom pencarian Google. Google akan memberikan berbagai hasil penelusuran yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Yang menjadi pertanyaan sudahkah kita menuruti perintah pertama dalam Alquran itu? Seberapa sering membaca? Seberapa kuat daya baca kita?

Seperti kita tahu bahwa minat baca masyarakat Indonesia berdasarkan studi World Most Literate Countries yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU), Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara pada 2016.  Perdebatan angka ini terus menerus menjadi perdebatan tiap tahunnya tanpa ada peningkatan yang berarti.

Sementara kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia. Jika merupakan pemeluk agama terbesar di dunia lantas kenapa indeks bacanya rendah? Bukankah perintah pertama yang turun adalah bacalah, bacalah, bacalah?

Lantas bagaiamana peran pemuka agama dalam membantu meningkatkan minat baca? Apakah pemuka agama sudah berusaha meningkatkan minat baca jemaahnya? Sementara yang selalu kita baca dan tonton di media massa pemuka agama hanya berkutat pada hal-hal syariat saja? Malahan beberapa diantaranya lebih sibuk mengurus politik negara? Apakah pemuka agama melupakan bahwa dia juga berkewajiban mendorong jemaahnya untuk membaca?

Pada akhirnya seringkali kita lupa bahwa ayat pertama Alquran yakni bacalah, bacalah, bacalah! Sementara umatnya sibuk pada katakanlah, ucapkanlah, serukanlah!

"Karena dengan membaca kemajuan tercapai dan peradaban terbuka. Tanpa membaca hidup hanya satu sedangkan dengan membaca hidup dapat lebih satu. Ide anda hanya satu demikian juga perasaan dan imajinasi anda tapi bila hal itu bertemu dengan ide, rasa dan imajinasi yang lain maka ketika itu maka yang lahir bukan hanya 2 ide  rasa atau imajinasi tetapi banyak sekali hingga tidak terhitung jumlahnya."
(Habib Quraish Shihab)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok