Sudah Bijak Kah Kita?

Oleh: Febrianiko Satria

(sumber gambar: pixabay.com)

Kita sering berdebat tentang benar dan salah. Kamu benar, aku salah. Tidak, aku benar kamu yang salah. Perdebatan ini semakin meruncing dengan tingginya tingkat ketegangan politik akhir-akhir ini hingga menyeret agama demi kepentingan diri masing-masing.

Saya rasa tak perlulah saya mendefinisikan tentang apa itu benar dan apa itu salah. Toh di era teknologi ini semua pengertian itu bisa di akses melalui Google. Silahkan cari masing-masing.

Apakah para pembaca sadar mengenai dampak perdebatan benar dan salah ini? Apakah dua orang sahabat yang bersahabatan yang sedari kecil akur. Tiba-tiba berdebat benar dan salah hingga akhirnya malah tidak pernah saling bertegur sapa. Sepasang kekasih yang awalnya saling mencintai, berdebat siapa benar siapa salah hingga akhirnya menjadi saling membenci dan saling menjelekkan satu dan lain. Bahkan hubungan orang tua dan anak juga bisa hancur hanya karena perdebatan benar dan salah ini.

Nah ketika kamu melihat contoh tadi. Apakah dengan merasa bahwa kamu benar kamu bisa membuat keadaan menjadi lebih baik? Apakah perpecahan dan permusuhan yang ditimbulkan itu adalah keadaan yang baik? Sebagai manusia dewasa tentu kamu bisa menjawabnya sendiri.

Dari sini saya perkenalkan tentang kebijaksanaan. Bijak adalah suatu kondisi yang menengahi kebenaran dan kesalahan. Selain di tengah, bijak berdiri diatas benar dan salah. Dalam hal ini kita tidak memandang bahwa ini benar semua dan ini salah semua. Bijak disini berusaha memahami mengapa seseorang menganggap dirinya benar sementara orang lain salah. Begitu pula dengan salah, apakah yang dilakukan orang atau pihak lain benar-benar salah?

Jangan-jangan selama ini hal yang kita akui kebenarannya malah ternyata salah. Malah selama ini yang kita anggap salah ternyata itu adalah hal yang benar, hanya saja selama ini kita tidak tahu bahwa itu benar.

Selain itu kita juga seharusnya menyadari bahwa tak ada kebenaran yang murni kebenaran sejati ada di dunia ini. Begitu pula dengan kesalahan, tidak semua hal di dunia ini sejatinya salah. Yang ada hanyalah sebuah kebenaran semu dan kesalahan semu.

Dunia tidak berdiri dalam bingkai hitam putih yang selama ini kita tahu, ada abu-abu yang berdiri ditengah-tengahnya. Begitu pula dengan siang dan malam, ada pagi dan sore di antara mereka. Tidak hanya jomlo dan berpasangan yang ada di dunia ini, ada juga hubungan yang di gantung di tengah-tengahnya.

Bukankah seperti itu?


Pertama dimuat di puntungkolektif.com pada 13 Januari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RS4: Mencontek Di Sekolah (drama)

Naskah drama: Kasih Ibu

Cerpen: Mengejar Cinta Seorang Cowok